Terlalu Sering Ganti Kepala BP Batam tak Baik Bagi Investasi
Dia kemudian menyatakan bahwa BP dan Pemko tidak perlu disatukan, tapi bisa dibuat terintegrasi. Dahulu, Dewan Kawasan (DK) sebagai pihak yang menentukan arah kebijakan BP Batam diketuai oleh Gubernur. Ismeth pernah menjabatnya saat menjadi Gubernur Kepri pada 2006-2010.
Saat dia menjabat sebagai Ketua DK, Ismeth pernah menempatkan jajaran pejabat senior Pemerintah Kota (Pemko) Batam seperti Azhari Abbas sebagai Deputi di BP Batam dan Sasmita ditunjuk sebagai Wakil Ketua BP Batam.
Sedangkan, saat ini DK sudah dipegang oleh pemerintah pusat, dimana Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menjabat sebagai Ketua DK. "Sekarang DK ada di Jakarta sehingga Batam diotak-atik. Semuanya jadi Jakarta Minded. Sehingga jadi gaduh karena orang pusat kurang memahami situasi daerah," katanya.
Batam akan berjalan dengan baik jika peraturan yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 36 Tahun 2000 tentang kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas Batam dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2007 tentang pembentukan BP Batam bisa dilaksanakan secara konsisten. "Sehingga tak perlu ada peleburan," imbuhnya.
Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Kepri, Oka Simatupang menilaipPerubahan kebijakan menyangkut Badan Pengusahaan (BP) Batam berlangsung cukup cepat. Ia mengaku banyak yang belum merasa siap. "Kita hanya berharap baik-baik saja. Mudah-mudahan apa yang dijanjikan bisa menghasilkan situasi kondusif bagi penanaman modal Batam. Ya kita tunggu sajalah," ucapnya di Gedung BP Batam.
Dinamika investasi di Batam berlangsung cukup dinamis, apalagi saat ini banyak investasi yang mau masuk ke Batam. Sempat terbersit kekhawatiran melihat dinamika pimpinan BP Batam yang terus berganti akan membuat situasi dunia usaha menjadi tidak kondusif.
"Namun, kami akan tetap kawal investasi ini. Kita harapkan semua pihak juga tidak berdebat yang tidak pas, sehingga merugikan Batam. Jaga investasi yang mau masuk ke Batam. Kalau tak masuk, akan sulit bagi Batam," ujarnya.
Oka mengatakan angka pengangguran masih tinggi saat ini. Di kawasan industri Batamindo, ribuan pelamar datang padahal yang dibutuhkan hanya 20 hingga 40 orang saja.