Ternak Sapinya Diperlakukan Kejam, Australia Tidak Hentikan Eksport ke Vietnam
Rabu, 20 Mei 2015 – 16:30 WIB
Pemerintah Australia memastikan tidak akan merespon secara berlebihan terkait terkuaknya dugaan ternak Australia telah disembelih secara kejam yakni dengan cara dipukul terlebih dahulu tengkoraknya berulang kali menggunakan palu godam di Vietnam. Oleh karena itu Pemerintah Federal memastikan eksport ternak sapi hidup ke mitra dagang ternak kedua terbesar Australia tersebut akan tetap berlanjut.
Perdagangan ekspor ternak hidup Australia kembali terjebak dalam kontroversi baru setelah beredar rekaman ternak sapi asal Australia dipukul dibagian tengkoraknya berulang kali hingga pecah dengan menggunakan palu godam di rumah pemotongan hewan di Vietnam Utara.
Kelompok pemerhati hak-hak binatang belum merilis rekaman video tersebut tapi telah mengajukan laporan protes kepada Departemen Pertanian pekan lalu.
Menanggapi hal ini, di Darwin Rabu pagi(20/5), Menteri Bendahara Negara, Joe Hockey mengatakan industri perdagangan ekspor ternak hidup tidak akan benar-benar ditutup hanya karena beredar keluhan atas tindakan kejam terhadap hewan di satu wilayah.
"Jujur saja, jika ada satu negara atau satu tempat yang benar-benar melakukan suatu perlakuan yang tidak manusiawi atau perlakuan buruk terhadap hewan, maka wajar jika kita merasa perlu untuk meresponnya seketika itu juga,"
"Tapi Kita tidak berniat menutup pasokan makanan ke banyak negara yang memiliki pendapatan yang sangat rendah atau bahkan tidak memiliki pasokan sumber protein sama sekali hanya atas dasar satu laporan saja.
"Itu adalah kesalahan yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya, kita tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi. Kami akan menyelidiki secara menyeluruh isu ini."
Seorang peternak di Pilbarra Australia Barat, Grey Murray, yang lebih dari 40 persen ternaknya dikirim ke Vietnam mengaku lega mendengar keputusan pemerintah untuk tetap mempertahankan kerjasama perdagangan dengan Vietnam.
"Kami sangat prihatin mendengar terjadinya penganiayaan dalam bentuk apapun, dan kita juga tidak mentolerir sedikitpun untuk hal-hal seperti itu," katanya.
"Dan jika memang benar terjadi pelanggaranketentuan eksport ternak hidup ESCAS [Sistem Jaminan Suplay Rantai Ekspor), maka berdasarkan ketentuan itu importir dapat dicoret langsung dari daftar impor dan tidak akan menerima sapi Australia lagi."
Lembaga pemerhati hak hewan, Animals Australia meluncurkan sebuah investigasi di Vietnam "setelah menerima laporan dari perwakilan industri ternak sapi Australia pada bulan April yang menyatakan ribuan ternak Australia telah disembelih diluar ketentuan yang disepakati dalam pedoman rantai pasokan eksport ternak sapi hidup," tulis mereka dalam sebuah pernyataan.
"Sapi dan kerbau asal Australia disembelih dengan cara terlebih dahulu dipukul berulang kali dibagian tulang tengkorak kepalanya dengan palu dan ini adalah metode tradisional pembantaian di Vietnam."
Vietnam dengan cepat berkembang menjadi pasar eksport ternak hidup kedua terbesar terbesar Australia, pada tahun lalu saja, Australia mengeksport 178.000 ekor hewan ke negara tersebut.
Animal Australia mengatakan pihaknya telah menerima delapan laporan selama dua tahun terakhir tentang pembantaian ternak di Vietnam.