Ternyata, Dari Sinilah Jaringan Teroris Batam Terungkap
jpnn.com - JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri pekan lalu menangkap enam orang di Batam, Kepulauan Riau karena diduga terkait dengan kelompok Negara Islam Irak Suriah (ISIS). Ternyata, penangkapan di Batam itu merupakan hasil pengembanga dari teror bom di Mapolresta Surakarta pada 5 Juli lalu atau sehari jelang Idulfitri.
Kadiv Humas Polri, Irjen Boy Rafli Amar mengungkapkan, pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Surakarta adalah Nur Rohman. Dari Nur Rohman, polisi mengembangkan penyelidikan yang akhirnya mengarah ke sosok lain.
Polisi menyelidiki pola komunikasi Nur Rohman dengan teman-temannya. “Kita kembangkan dari teman-temannya Nur Rohman yang ditangkap. Dan mereka saling komunikasi. Nah posisinya dia setelah diketahui ternyata masih di Batam," ujar Boy di Mabes Polri, Senin (8/8).
Selanjutnya, Densus 88 mendeteksi rekan-rekan Nur Rohman dengan dukungan peralatan informasi teknologi (IT). Penyelidikan polisi pun semakin fokus ke jaringan pelaku teror di Batam yang tergabung dalam Khitabah Gigih Rahmat.
Ternyata, jaringan itu juga ada kaitannya dengan otak serangan bom di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat. Bahrun Naim yang kini berada di Suriah. Jaringan itu berkomunikasi melalui media sosial Facebook.
"Kita mendeteksi posisi mereka menggunakan IT yang menggunakan akun iFacebook. Jadi lokasinya di mana bisa dibaca dan di-trace," terang dia.
Akhirnya, polisi meringkus enam orang terduga teroris di Batam pada 5 Agustus lalu. Namun, satu orang di antaranya sudah dilepas karena tidak terkait dengan jaringan teror yang berencana menyerang .
Jaringan KGR ini diungkap di Batam, Jumat 5 Agustus 2016. Enam orang ditangkap Densus 88 namun satu dilepas karena tidak terbukti terlibat dengan kelompok yang berencana melontarkan roket dari Batam ke Marina Bay di Singapura itu.(elf/jpg)