Teroris Simpan Bom di Atas Plafon
Rabu, 22 Oktober 2008 – 06:50 WIB
Namun dalam rekonstruksi itu, Hasan tidak dilibatkan. Setelah sampai di rumah berbahan dasar kayu itu, bahan peledak tersebut langsung diusung ke atas plafon rumah. Untuk apa? ”Pak Fauzi itu sering datang ke rumah ini. Gak enak kalau ada barang di rumahnya tanpa tahu itu milik siapa,” kilah Wahyu. Bujang 35 tahun yang tak punya pekerjaan tetap itu mengaku dirinya juga tidak tahu isi kardus dan tas tersebut. ”Saya tahunya saat dibongkar polisi. Saya pikir hanya alat buat bom, bukan bomnya,” akunya.
Rekonstruksi ditutup dengan adegan saat Wahyu dan Heri yang mencoba melarikan diri ketika dibekuk polisi. Semua bagian rekonstruksi itu nanti disertakan dalam berita acara pemeriksaan (BAP) yang segera dilimpahkan ke Kejaksaan Agung. ”Kita segera limpahkan karena sudah menahan mereka sekitar tiga bulan,” tambah penyidik yang lain. Juga terungkap jika rencana mereka meledakkan kafe Bedudal, Bukit Tinggi, Sumbar, Oktober 2007 batal karena ada WNI yang masuk ke dalam kafe. Padahal, picu bom sudah dua kali diaktifkan. (naz/nw)