Tersangka Sudah 102 Orang, Titik Api Tambah Terus
jpnn.com - JAKARTA - Penegakan hukum yang dilakukan Polda Riau rupanya belum cukup untuk mengurangi pembakaran lahan dan hutan di provinsi Riau.
Hingga kemarin, masih terpantau ratusan titik api di wilayah tersebut. Padahal, jumlah tersangka pembakaran lahan dan hutan di Polda riau sudah menembus angka 100 orang.
Polda riau saat ini menangani 60 kasus pembakaran dengan total 102 tersangka perorangan dan satu korporasi (PT National Sago Prima). Dari 60 kasus, separo di antaranya masih dalam tahap penyidikan. 12 sudah masuk penyerahan tahap I ke Kejaksaan, kemudian 18 kasus dinyatakan P-21 atau sempurna.
"Di antara 18 kasus, delapan di antaranya sudah dalam tahap penyerahan tersangka dan barang bukti," terang Kabagpenum Divhumas Polri Kombes Agus Rianto kemarin.
Agus menjamin Polda Riau tidak tebang pilih dalam penanganan kasus pembakaran lahan dan hutan. Yang terpenting, alat buktinya meyakinkan untuk bisa diproses.
Mantan Kabidhumas Polda Papua itu menjelaskan, hampir seluruh tersangka ditahan di sejumlah polres. Sedikitnya, ada 91 tersangka yang ditahan dan lima orang dengan beberapa pertimbangan tidak ditahan. "Enam orang masih ditetapkan sebagai DPO," tuturnya.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kemarin merilis adanya peningkatan jumlah titik api di wilayah Riau. "Satelit mendeteksi 777 titik api hari ini (kemarin, red)," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho. Luas tiap titik api lebih dari lima hektare.
Sutopo menuturkan, asap pekat berasal dari lahan gambut yang terbakar di Dumai, Bengkalis dan Siak. Sebaran asap tidak hanya berada di Riau. Namun, sudah menjamah wilayah Sumut dan sebagian Sumbar bagian timur. Kualitas udara juga kembali menurun.
Operasi pemadaman pun terus digencarkan. Lebih dari 2.000 pasukan TNI dilibatkan dalam operasi pemadaman di darat bersama manggala Agni dan sejumlah petugas gabungan. "Kami dapat laporan sepatu prajurit TNI banyak yang melepuh dan rusak terkena panas titik api," ucap peneliti senior BPPT itu.
Hingga saat ini, area yang berhasil dipadamkan mencapai 23.250 hektare. Pemadaman dengan teknik water bombing sudah dilakukan sebanyak 3.030 kali penerbangan menggunakan helicopter, dan menumpahkan 10,8 juta liter air ke titik api.
Sementara, untuk modifikasi cuaca, satgas udara telah menyemai 86,9 ton NaCl atau garam halu ke langit riau. penyemaian itu bukan tanpa kendala. Kondisi cuaca yang kering menyebabkan awan-awan yang terbentuk tidak besar. Padahal, Riau perlu hujan lebat untuk membuat area titik api tergenang air.
Sutopo menambahkan, potensi bencana asap makin besar jika pembakaran masih terus dilakukan. "Mei hingga September mendatang, cuaca akan makin kering," tambahnya. Dia meminta semua pihak bekerjasama untuk mencegah pertambahan titik api. (byu)