Terserah Anak, Mau Pilih Malaysia atau Indonesia
Di kantor KJRI di Jalan Stutong, MTLD 93350, Kuching, Malaysia, Rosyati bekerja sebagai staf lokal.
“Saye dan mas Firman kenal karne kami satu kantor,” cerita anak kelima dari enam bersaudara itu, selepas resepsi pernikahannya.
Seiring berjalannya waktu, bibit cinta mereka tumbuh bersemi. Tak terlalu memikirkan kewarganegaraan yang berbeda, kalau sudah saling cinta, apa hendak dikata.
“Saya suka dia (Firman, red) karena dia very soft spoken and very polite with his family, my family and with me (bebicara sangat lembut, sangat sopan dengan keluarganya, keluarga saya dan ke saya),” tutur Rosyati, sumringah.
Dua insan ini sudah sah menjadi suami istri, baik dari sisi agama maupun administrasi negara. Namun, untuk saat ini keduanya masih cinta negara masing-masing. Ati tetap warga negara Malaysia, begitu juga Firman yang memegang teguh tanah airnya.
“Warga negara kami masing-masing. Untuk anak nantinya, juga warga negara Malaysia. Tapi nanti kalau anak sudah berumur 19 tahun, dia bisa memilih mau Indonesia atau Malaysia,” timpal Firman. (*/sam/jpnn)