Tersinggung Solo Disebut Surga Teroris, Atilah Soeryadjaya Pentaskan Tari Kolosal
Seluruh Pemain Asli Solo, Tampil Perdana di SingapuraKamis, 02 Juni 2011 – 08:08 WIB
Setelah tim dan beberapa pemain inti dibentuk, Atilah langsung menentukan bahwa karyanya berkonsep langendriyan. Dalam bahasa populer, konsep itu mirip dengan opera Jawa. Konsep yang diciptakan oleh Mangkunegara IV tersebut berupaya menyelaraskan aturan keindahan gerakan tari, suara, dan penghayatan karakter. "Tiga aspek itu harus bisa muncul dalam ekspresi yang bagus," papar Atilah.
Atilah juga mengadakan tur ke titik-titik sejarah kejayaan Raden Mas Said. Termasuk, ke tempat pemakamannya. Dia menegaskan, tidak ada unsur klenik dalam proses tersebut. Atilah menyebutkan, tapak tilas itu digunakan untuk menghayati kebesaran Raden Mas Said dan peran sentral Rubiyah.
Setelah agenda tapak tilas rampung, Jay datang menghadap Atilah dengan membawa desain panggung pementasan. Atilah terbelalak begitu melihat panggung karya Jay. Tanpa dia pikirkan sebelumnya, Jay datang dengan panggung miring. Sudut kemiringannya 15 derajat. Kemiringan tersebut menjadi simbol lokasi kejayaan Raden Mas Said di pegunungan.