Terungkap Fakta Baru Kasus Bom Bunuh Diri di Kartasura
jpnn.com, JAKARTA - Rofik Asharudin, si pelaku bom bunuh diri di Kartasura, Sukoharjo, Jateng, ternyata beraksi tidak sendiri alias lone wolf.
Densus 88 Anti Teror menangkap dua terduga teroris, mereka adalah kroni Rofik dengan inisial AA alias Umar dan S. Tiga terduga teroris ini unik karena tidak terafiliasi dengan kelompok teroris di Indonesia, semacam Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Polri Kombespol Asep Adi Saputra menuturkan, memang awalnya Densus 88 Anti Teror meyakini bahwa pelaku beraksi sendiri. Namun, dengan proses pemeriksaan yang cukup menantang, diketahui bahwa ada pelaku lain. ”Bukan lone wolf,” urainya di kantor Divhumas Polri (10/6).
AA dan S diketahui ikut terlibat aksi keji itu dengan peran membantu perakitan bom. AA ditangkap di Lampung dalam pelariannya dan S ditangkap di Sukoharjo. Keduanya masih dalam pemeriksaan intensif. ”Namun sudah ada beberapa temuan terkait mereka,” jelasnya.
BACA JUGA: Mantan Kapolda Metro Jaya Sofyan Jacob Tersangka Makar, Bukti Polri Profesional
Ketiganya ternyata tidak memiliki hubungan dengan kelompok teroris di Indonesia. Entah JAD atau Jamaah Islamiyah (JI). Ketiganya memang terhubung dengan ISIS hanya melalui baiat via media sosial. ”Baiat kepada Abu Bakar Al Baghdadi,” tuturnya.
Dia menjelaskan, hingga saat ini bagaimana sentuhan mereka dengan ideologi terorisme masih didalami. Selama ini diketahui ada dua metode terpapar paham terorisme, melalui amir kelompok teroris atau anggotanya dan melalui media sosial. ”Mungkin bila melihat cara belajar bikin bom, bisa juga terpapar dari internet paham radikalnya,” terangnya.
Yang pasti, ketiganya memiliki tempat tinggal yang sama di Sukoharjo. Kemungkinan mereka bersamaan memiliki pemahaman tersebut. ”Mereka bukan mantan kombatan lho,” terang polisi dengan tiga melati di pundaknya tersebut.