Test Ride Honda PCX: 160 Km Menembus Batas Kebiasaan
Tentu performa mesin 149,3 cc SOHC 4-langkah bertenaga 14,7PS pada 8.500 rpm dan torsi 13,2 Nm pada 6.500 rpm, diuji di sini.
Soal akselerasi awal, kami rasa cukup bagi skutik gambot dengan berat kosong 132 kg itu. Terus dibejek di antara jalur Sukaraja-Cibalong sampai Cipatujah, tenaga yang dialirkan pun tak tersendat bahkan saat menanjak plus berbelok.
Hanya saja saat menggeber di lintasan lurus dan kosong, ketika putaran mesin tinggi responnya tidak segalak seperti di awal, namun kami sempat membukukan kecepatan maksimum hingga 112 kpj, tanpa getar. Sensasinya sangat menyenangkan.
Handling dan Suspensi
Selain performa mesin, kemampuan handling Honda PCX 150 saat menuju pemberhentian pertama di Cipatujah dengan jalan keriting menjadi media uji paling pas atau mungkin di luar batas kebiasaan.
Posisi dan desain setang serta rangka bodi double cradle yang rigid memberikan hasil positif terhadap kemampuan handling skutik berbanderol mulai Rp 27,8 juta itu.
Jalan berlubang di sepanjang trek selatan Pulau Jawa tak bisa dihindari, walaupun kini sudah semakin baik karena lebih banyak jalan mulus dibanding berlubang. Suspensi teleskopik (depan) dan twin (belakang) di PCX membuat berkendara kami tetap lembut.
Fitur
Sebagai skutik premium, Honda PCX 150 terbilang mumpuni. Sudah menganut sistem keyless, ABS, speedometer digital dan bagasi luas sangat menunjang berkendara jauh. termasuk lampu hazard atau Emergency Stop Signal (ESS).
Kesimpulan
Bicara posisi berkendara, handling dan manuver, Honda PCX 150 sangat bisa diandalkan. Sementara akselerasinya merata sejak putaran bawah hingga menengah. Kami dengan nyaman mencoba berbagai karakter berkendara, baik santai, moderat maupun agresif. (mg8/jpnn)