The Indonesian Keroncong Center dan Ambisi Go International
Dana Miliaran Rupiah dari Kantong Pribadi, Musisi DiasuransikanSabtu, 16 April 2011 – 08:08 WIB
Sebuah cita-cita yang terlalu muluk? Tidak juga. Sejak diresmikan pada 5 Desember 2009 oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, The Indonesian Keroncong Center terus tumbuh. Hingga kini, anggotanya sudah ratusan orang. Mereka bukan hanya musisi keroncong, tetapi juga masyarakat awam penikmat musik yang berakar dari Portugal yang dibawa ke wilayah Nusantara oleh para awak kapal niaga milik negeri asal Jazirah Iberia tersebut.
Dua kali dalam sebulan, yakni setiap Selasa pekan kedua dan keempat, mereka berkumpul di gedung The Indonesian Keroncong Center. Memang, yang datang tidak sampai ratusan, hanya 30 hingga 50 orang yang sebagian besar adalah ibu-ibu. Itu karena sebagian anggotanya bukan musisi keroncong, tetapi masyarakat awam dengan profesi beragam.
Mengenai pilihan nama, Soetomo menjelaskan bahwa sengaja dalam bahasa Inggris agar sejalan dengan tujuan meng-go international-kan keroncong. Saat ini pun sebenarnya, lanjut Soetomo, keroncong sudah secara luas dinikmati di Jepang, Belanda, Portugal, dan Suriname. Termasuk pula di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura. Bahkan, beberapa pihak di Singapura sudah berkomitmen untuk memasarkan CD musik keroncong dari The Indonesian Keroncong Center di sana.