THR Cair, Bagaimana Mengukur Prioritas Kebutuhan Vs Keinginan?

jpnn.com, KARAWANG - Tunjangan hari raya (THR) cair, menjadi angin segar yang mendorong daya beli masyarakat.
Bagi mereka yang tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif, THR bisa digunakan untuk menabung atau mengurangi beban utang.
Namun, tidak sedikit pula yang kemudian terjebak dalam perilaku konsumtif berlebihan sehingga usai Hari Raya menghadapi tantangan finansial baru yaitu menambah beban utang / pinjaman karena pengeluaran berlebih yang tidak sesuai dengan pendapatan reguler berikut THR.
Menanggapi hal itu, Puji Sukaryadi, Brand Manager Kredit Pintar turut angkat bicara, saat membuka acara literasi keuangan untuk masyarakat umum dan UMKM; Kelas Pintar Bersama yang bertajuk Cara Atur Keuangan agar Tetap Punya Dana Darurat di Resto Alam Ceria, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (15/3).
“Penting sekali untuk menjadi pengingat kita semua mengenai kontrol diri ketika dihadapkan pada apakah itu kebutuhan atau keinginan kita semata. Karena hal itu kemudian yang berujung pada besarnya perilaku konsumtif dalam hal menghabiskan pendapatan reguler hingga THR. Akibatnya, berhutang kemudian dengan kondisi tantangan finansial; total pinjaman melebihi kapasitas kemampuan membayar. Akibatnya, kesulitan untuk membayar kewajiban pinjaman dan menghadapi risiko gagal bayar,” ungkap Puji.
Puji menjelaskan pentingnya bijak dalam mengelola pinjaman.
“Karena, jika terlalu banyak pinjaman di luar kemampuan bisa menimbulkan berbagai akibat negatif, antara lain sepertil; kesulitan mengatur arus kas karena sebagian besar pendapatan digunakan untuk membayar cicilan, sementara kebutuhan lainnya terganggu. Lalu mengambil pinjaman baru untuk menutupi pinjaman yang lama sehingga menciptakan lingkaran utang yang sulit untuk diputus," serunya.
Kemudian, sambung Puji, ketika gagal membayar pinjaman, catatan kredit Anda akan terganggu. Ini bisa mempengaruhi peluang Anda untuk mendapatkan pinjaman di masa depan, bahkan ketika membutuhkan dana mendesak.