Tidak Cocok Masakan Arab, CJH Bawa Bumbu Dapur dan Cobek
Selain itu, ada asumsi bahwa sabun atau sampo di Tanah Suci tidak sebagus buatan Indonesia. Karena itu, tidak sedikit jamaah yang membawa sampo sendiri.
Kepala Kemenag Jatim Mahfudh Shodar menjelaskan, ada standardisasi penerbangan yang harus dipatuhi para CJH. Beberapa benda yang dilarang masuk pesawat sudah disampaikan saat sosialisasi. Mereka yang nekat melanggar pasti ketahuan.
''Sebab, setiap kloter pasti diperiksa,'' kata Mahfudh saat ditemui Jawa Pos di pintu masuk AHES.
Mahfudh juga mengingatkan para jemaah agar membawa kantong plastik. Gunanya untuk mengantongi sandal. Dia memiliki pengalaman sandal hilang setelah masuk Masjidilharam pada 2006.
Saat itu cuaca tidak sepanas tahun ini. Perbandingannya, saat itu hanya 30 derajat Celsius, sedangkan tahun ini mencapai 50 derajat Celsius.
''Pasti lupa menaruh dan tidak mungkin mengambil punya orang lain. Dosa. Kalau nekat jalan kaki menginjak aspal, kaki bisa melepuh,'' jelasnya.
Sementara itu, pada kloter 2, terdapat dua CJH yang keberangkatannya tertunda. Sayang, Mahfudh enggan menyebutkan identitas dua CJH asal Pamekasan tersebut. Dia hanya menuturkan, ada masalah teknis.
''Sedang diupayakan, semoga bisa selesai dan menyusul ke Tanah Suci,'' ucapnya.
Informasi dari petugas imigrasi di AHES, dua jamaah tersebut bermasalah dengan dokumen. Ada kesalahan pada penulisan nama. Saat ini proses perbaikan masih diupayakan. Supervisor Unit A Imigrasi Juanda Sonny Nur Buwono mengingatkan jamaah agar berhati-hati. Tiga dokumen penting jangan sampai ketinggalan. Yakni, paspor, visa, serta boarding pass.
''Jangan sampai hilang,'' ingat Sonny. (sal/riq/c7/oni/flo/jpnn)