Tiga Santri Tewas Tenggelam
jpnn.com - PADANGPANJANG--Prosesi alih kitab kecil ke kitab besar Pondok Pesantren (Ponpes) Slafiyah Djabal Rahmah (SDR) Sungai Tarab, Kabupaten Tanahdatar memakan korban. Lima santri tenggalam dan tiga di antaranya tewas setelah tenggelam di Danau Singkarak tepatnya Jorong Padang Laweh, Nagari Padang Laweh Malalo Kecematan Batipuh Selatan, sekitar pukul 12.30 WIB, Sabtu (21/9) kemarin siang.
Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padangpanjang, penuh sesak santri Ponpes SDR yang mengantarkan jenazah tiga santri tewas tersebut. Tangis histeris seluruh santri di IGD sontak tak terbendung ketika mengetahui secara pasti tiga temannya telah dalam keadaan tidak bernyawa. Hal serupa juga dirasakan dua santri selamat, yakni Silvia Asniati, 16 dan Ayu Wulandari, 16, seperti tak dapat mengikhlaskan kepergian ke dua rekannya itu.
Bidan praktek swasta yang juga KTU Puskesmas Batipu III Malalo, Sulastri yang sebelumnya sempat memberikan pertolongan pertama pada ke tiga santri di kediamannya menyebut ke lima santri diantar dalam keadaan basah kuyup. Dua dalam keadaan sadar dan dapat sedikit berkumunikasi, sedangkan tiga lainnya tampak sangat memprihatinkan.
Sulastri ketika menangani kondisi ke lima santri tersebut, memutuskan untuk merujuk ke RSUD Padangpanjang menggunakan unit ambulan puskesmas. Hal itu diputuskannya karena melihat keadaan tiga santriwati yang sudah sangat memprihatinkan dengan cairan hdiung telah bercampur darah. Tak mau mengambil resiko buruk, Sulastri mengaku langsung mengevakuasi ke lima santriwati meski hanya menggunakan satu unit ambulan.
"Sekitar pukul 13.15 sejumlah santri mengantarkan lima temannya dalam keadaan basah kuyub dan lemas. Dari ke limanya, hanya dua yang bisa berkomunikasi meski lambat, sedangkan tiga lainnya dalam keadaan tidak sadar dan dalam kondisi kritis. Saya melihat dari hidung mereka meleleh cairan yang bercampur darah. Karena itu setelah memberikan pertolongan sementara, mereka langsung dilarikan ke RSUD ini," ungkap Sulastri yang tidak mengetahui apa sebenarnya yang dialami korban.
Keterangan beberapa santri/santriwati dan pihak Ponpes SDR, peristiwa tersebut terjadi di tengah kegiatan alih kitab atau perpindahan dari kitab kecil ke besar. Kegiatan tersebut dirangkaikan dengan ziarah ke salah satu makam tua di Malalo setempat. Namun tidak satu pun dari mereka yang dapat memberikan keterangan lebih rinci, karena dalam keadaan kepanikan berbalut kesedihan mendalam.
Demikian juga para orangtua santriwati yang menjadi korban tenggelam tersebut, belum dapat diajak berkomunikasi. Sama sepertinya sejumlah santri/santriwati lainnya, pihak keluarga seperti belum dapat menerima cobaan yang dialami ke tiga korban tenggelam tersebut.
"Kami tengah melaksanakan kegiatan alih kitab terhadap santri yang tamat dari kitab kecil. Bagai mana ini terjadi, saya pun belum mengetahui secara persis," ungkap salah seorang guru di Ponpes SDR di tengah kesediahan sambil menenangkan hsiteris puluhan santri/santriwati lainnya.