Timberland Produksi Sepatu Berbahan Daur Ulang Plastik
jpnn.com, JAKARTA BARAT - Brand fashion outdoor, Timberland terus menggalakkan kampanye ramah lingkungan demi menjaga Bumi menjadi lebih baik. Salah satunya dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang dalam produk-produknya.
Sejalan dengan kampanye "Nature Needs Heroes", Timberland mengklaim telah menggunakan ulang 310 juta botol plastik di seluruh dunia untuk bahan sol sepatu buatannya.
Brand Manager Timberland Indonesia, Anita Hartanus mengungkapkan bahwa Timberland berusaha memanfaatkan material yang bernama ROR (Recycle, Organic and Renewable) untuk seluruh produk fesyennya, dan menggunakan teknologi terbaru yang disebut ReBOTL.
"ReBOTL itu adalah materi botol plastik yang diproses untuk jadi bahan pembuat sol sepatu kami," terangnya dalam pembukaan gerai Timberland di Central Park, Jakarta Barat, Jumat (3/5).
Meski menggunakan bahan dari daur ulang botol plastik, Anita menyebut jika kualitasnya tidak berkurang sama sekali, bahkan masih sama seperti produk yang sebelum-sebelumnya. "Hanya saja sepatunya beratnya lebih ringan. Bahan campuran rubber sama plastik. Komposisinya fifty-fifty antara rubber dengan bahan daur ulang," jelas Anita.
Upaya menjaga kelestarian lingkungan yang dilakukan Timberland sendiri bukan kali ini saja dilakukan. Sejak 2001, Timberland sudah melakukan penanaman pohon di seluruh dunia, yang jumlahnya mencapai 10,2 juta pohon. Pada awalnya target 10 juta pohon itu untuk 2020. Namun, saat ini belum memasuki 2020 sudah tertanam 10,2 juta pohon.
Pada 2020 juga, kata Anita, ditargetkan 100 persen material pembuatan seluruh produk Timberland, seperti jaket, sepatu, pakaian maupun tas sudah menggunakan bahan daur ulang atau ROR.
Inovasi yang dilakukan Timberland tersebut mendapatkan apresiasi yang tinggi dari penyanyi yang juga aktivis lingkungan, Agustinus Gusti Nugroho atau yang dikenal Nugie. Pria 47 tahun itu pun mengutarakan, inisiatif yang dilakukan Timberland tersebut merupakan salah satu inovasi yang perlu didukung, karena masalah botol plastik dan plastik pada umumnya masih belum memiliki aturan yang jelas terkait batas penggunaannya.