Tinggal 3 Hari Lagi, Baratayudha di Vote Halal Tourism
Dalam seni sastra, provinsi ini memiliki 80 cerita rakyat yang terdapat dalam Bahasa Aceh, Bahasa Gayo, Aneuk Jame, Tamiang dan Semelue. Bentuk sastra lainnya adalah puisi yang dikenal dengan hikayat, dengan salah satu hikayat yang terkenal adalah Perang Sabi (Perang Sabil).
Dan yang perlu dicatat, beragam orisinalitas, keunikan, filosofi yang universal, serta daya tular yang luas kepada masyarakat tadi semuanya bernafaskan Islam.
Karena budaya Nanggroe Aceh Darussalam berlandaskan Islam, maka halal pun menjadi keniscayaan.
Di sana hidup adat istiadat Melayu yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakat bersendikan hukum syariat Islam. Masyarakat Aceh dijamin sangat concern pada norma dan nilai, sangat taat pada tata dan etika, Dan ini semua tercermin dalam setiap aktivitas masyarakatnya.
“Bandara Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik, dan Daya Tarik Wisata Terbaik se-Indonesia ada di Aceh. Masa yang punya daya tarik kuat seperti itu kalah dengan Malaysia, Azerbaijan, Palestina dan Saudi Arabia?,” ungkap Reza.
Di Kompetisi Anugerah Pariwisata Halal Terbaik 2016, Aceh telah membuktikan kemampuannya untuk mengibarkan prestasi tertinggi nasional. Cerminannya bisa dilihat dari kategori Airport Ramah Wisatawan Muslim Terbaik yang dimenangkan Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh.
Setelah itu, ada Destinasi Budaya Ramah Wisatawan Muslim Terbaik yang dimenangkan Aceh. Satu lainnya, Daya Tarik Wisata Terbaik direbut Masjid Baiturrahman, Banda Aceh.
“Kami butuh dukungan semua lini untuk memenangkan kompetisi halal dunia. Tak hanya Aceh, belasan wakil Indonesia lainnya juga butuh vote dari seluruh masyarakat Indonesia,” ucap Reza.