Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Tinggalkan Indonesia karena Kerusuhan '98, Perempuan Tionghoa Ini Menjadi Finalis Penghargaan Australia

Senin, 03 Oktober 2022 – 17:52 WIB
Tinggalkan Indonesia karena Kerusuhan '98, Perempuan Tionghoa Ini Menjadi Finalis Penghargaan Australia - JPNN.COM
Karya digital Rani Pramesti yang menceritakan tentang kerusuhan 1998. (Chinese Whispers)

"Peristiwa ini membuat saya merasa, apalagi dulu, kalau saya memiliki ras yang berbeda ... saya masih menganggap Indonesia sebagai rumah, tapi merasa tidak disambut."

Saat ini, di usianya yang ke-35, Wendy sudah meraih banyak prestasi di dunia kerja.

Ia bekerja sebagai mitra perpajakan konsultan Deloitte Australia, di antara segelintir mitra perempuan keturunan Tionghoa lainnya di sana.

Wendy pun menjadi salah satu finalis penghargaan "40 Under 40" yang diperuntukkan bagi warga keturunan Asia berusia di bawa 40 tahun di Australia atas kontribusi mereka di komunitas.

Ia merupakan satu dari beberapa warga keturunan Tionghoa yang menjadi finalis dan merasa bertanggung jawab membantu kelompok minoritas di Australia.

Mengubah rasa sakit menjadi seni

Kerusuhan 1998 juga meninggalkan luka dalam diri perempuan Tionghoa-Jawa, Rani Pramesti, yang meninggalkan Jakarta ke Australia saat umurnya 12 tahun.

"Pada kerusuhan Mei '98, saya mengalami seperti apa rasanya tidak diperlakukan secara manusiawi," katanya.

Rani yang juga menjadi salah satu finalis penghargaan "40 Under 40" menerbitkan novel grafis digital berjudul "Chinese Whispers" pada tahun 2013.

Beberapa warga keturunan Tionghoa yang meninggalkan Indonesia pada kerusuhan 1998 di Australia ingin membantu masyarakat yang tergolong minoritas

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News