Tingkatkan Kesejahteraan Petani Tanaman Obat, Menko PMK: Akan Ada Korporasi Khusus
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, pengembangan tanaman obat dan herbal di masa pandemi COVID-19 sangatlah penting. Apalagi saat ini Presiden RI Joko Widodo fokus pada pengembangan obat-obatan yang bersumber dari bahan baku asli Indonesia.
"Sesuai arahan presiden, diminta untuk lebih mengutamakan pada bahan yang bersumber dari Indonesia sendiri, yaitu bahan baku lokal," kata Muhadjir saat kunjungan kerja ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Kemenkes, di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kamis (8/10).
Dia melanjutkan, kalau bisa dikembangkan bukan hanya sebagai obat tradisional, tetapi juga obat fitofarmaka (obat dari bahan alam yang telah dibuktikan keamanannya dengan uji klinis).
Lebih lanjut, Menko PMK menilai, apa yang telah dilakukan BP2P2TOOT dalam pengembangan tanaman obat dan produksi obat herbal sudah sangat baik. Bahkan, BP2P2TOOT juga turut melakukan pembinaan kepada para petani tanaman obat di Kabupaten Karanganyar agar kualitas dari tanaman obat yang dihasilkan terrus terjaga.
Untuk meningkatkan kesejahteraan petani tanaman obat, Menko Muhadjir mengatakan, nantinya pemerintah akan mendesain korporasi khusus untuk tanaman obat. Hal itu dilakukan agar para petani bisa memasarkan produknya secara kontinyu dan memilki pasar yang tetap.
"Dengan demikian, produk petani itu mulai dari proses penanamannya, pembibitanya, kemudian sudah menjadi produk itu dibimbing sampai ada jaminan bahwa produknya nanti hasil petani itu akan terbeli. Sehingga petani akan merasa aman merasa nyaman dalam bekerja. Sementara produknya juga akan berstandar yang sesuai dengan kebutuhan obat," bebernya.
Pada kesempatan sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny Lukito mengatakan, pemerintah sangat mendukung pengembangan tanaman obat di BP2P2TOOT dan produk turunannya seperti jamu dan obat-obatan herbal. Dia mengatakan, BPOM akan ikut mendamping dan bertanggung jawab untuk menjamin aspek keamanan mutu khasiat dari produk herbal terstandar atau obat fitofarmaka.
"Jadi saya sangat mengapresiasi balai ini yang tidak hanya berbasis riset, dia juga membimbing para petani para calon pelaku usaha UMKM jamu dan obat tradisional. Kami siap membantu mendampinginya nanti sehingga produk-produk tersebut bisa memenuhi aspek mutu dan kualitas jamu tradisional," pungkasnya. (esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: