Tips Hindari Lelah, Kantuk, dan Haus saat Mudik
JAKARTA - Momok antrian kendaraan macet dan kecelakaan sudah pasti menghantui para pemudik. Para ahli di Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun memberikan resep agar pemudik tetap fit dan menurunkan resiko kecelakaan bagi para pengendara.
Pakar gizi Dr Tirta Prawita Saru mengatakan, peserta mudik seharusnya menjaga pasokan nutrisi saat mudik. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama perjalanan pulang kampung.
Salah satunya, pasokan makanan saat perjalanan mudik. Menurutnya, banyak pemudik yang salah kaprah dengan bahan-bahan makanan yang diperlukan selama mudik.
Tak jarang pemudik mengonsumsi makanan berkarbohidrat atau jajanan manis untuk meningkatkan tenaga. Namun, hal tersebut diakui justru menjadi boomerang. Unsur gula dan karbohidrat dinilai bisa menaikkan kadar gula seseorang. Kondisi tersebut bisa membuat para pemudik mudah merasa lelah dan mengantuk. Tentunya hal tersebut berbahaya bagi para pengemudi.
"Banyak yang menyetir jauh berpikir harus makan nasi yang banyak. Apalagi, beberapa kuliner Indonesia seperti bakwan, lontong sayur, gado-gado itu kebanyakan berbahan karbohidrat. Memang pertama memberikan energi, tapi itu hanya sementara saja," ujar Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Peduli Gizi itu.
Dalam hal ini, dia menganjurkan agar pemudik mengonsumsi menu karbohidrat kompleks seperti ubi, gandum, dan sayur. Selain mempunyai kadar gula yang lebih rendah, energi lebih lama bertahan di tubuh. "Selain itu, pasokan protein juga harus dikonsumsi untuk menahan kadar gula," terangnya.
Hal selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah dehidrasi. Karena proses mudik dilakukan selama bulan puasa, banyak pengendara di jalan yang merasa kehausan. Terutama, pengendara sepeda motor yang langsung terkena langsung panas matahari.
Dehidrasi ringan pun diakui bisa membahayakan pengemudi karena mempengaruhi kondisi mental dan konsentrasi.
"Bagi orang-orang itu, asupan cairan dengan kandungan elektrolit perlu dikonsumsi. Juga, hindari konsumsi makanan asin seperti kripik. Karena garam bisa mempercepat proses dehidrasi," terangnya.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) Adib Khumaidi mengatakan, pemudik harus lebih sabar dalam melakukan ritual pulang kampung. Menurutnya, banyak kecelakaan terjadi karena pemudik ingin buru-buru sampai ke tempat tujuan.
"Misalnya tindakan menyalip bus atau truk. Itu jelas berbahaya. Karena banyak pengemudi kendaraan besar yang terpengaruh obat atau minuman keras," terangnya.
Pemudik, lanjut dia, juga harus memperhatikan ritme istirahat. Jika sudah ada gejala mengantuk seperti menguap dan fokus mata terganggu, Adib menyarankan pengemudi untuk berhenti sebentar. Tidur cepat meski satu jam saja diakui bisa menjadi solusi. Setelah istirahat, pemudik pun diminta melakukan pemanasan sebelum melanjutkan perjalanan.
"Pemudik bisa beristirahat di posko-poskoyang tersebar sepanjang jalur mudik. Meski tujuan dekat pun, kalau sudah mengantuk lebih baik istirahat," jelasnya. (bil)