Titi Purwaningsih: Honorer K2 Bukan Pemain Film yang Pandai Berakting
jpnn.com, JAKARTA - Kisah pahit Sunandar, guru honorer K2 di Pati, hanya sebagian kecil dari gambaran hidup nasib pegawai non-PNS yang kurang beruntung.
Menurut Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih, banyak honorer K2 yang rumah tangganya berantakan karena tidak kuat hidup dengan gaji minim.
Mereka ditinggalkan istrinya dan honorer K2-nya tidak bisa berbuat banyak. Mau cari profesi lain, sudah kadung cinta pekerjaannya.
“Makanya sering saya bilang honorer K2 itu juga manusia jadi meminta untuk diperlakukan secara manusiawi. Honorer K2 itu pengabdi untuk negeri ini maka minta untuk dihargai. Jangan honorer K2 terus dipersulit karena sebuah tata aturan,” terangnya.
Dia menegaskan, kondisi honorer K2 yang rerata di bawah standar kelayakan hidup bukan didramatisir. Honorer K2 bukan pemain film atau sinetron yang pandai berakting. Itulah fakta kisah honorer K2 yang sesungguhnya.
"Bukan kami juga pemalas yang ogah cari kerja tambahan. Itu sudah kami lakukan tetapi skill kami adalah pengajar, tenaga kesehatan ataupun sebagai pelayan masyarakat. Jadi wajar jika kami cari kerja sampingan di luar juga tidak bisa maksimal. Karena sebagian besar waktu, kami korbankan buat mengabdi kepada negara tercinta ini," bebernya.
Dia berharap pemerintah segera menetapkan sebuah regulasi yang benar-benar berpihak kepada honorer K2. Kebijakan yang bisa mengakomodasi seluruh honorer K2 dan juga dengan tenggang waktu jelas. Bukan terus dites tanpa batasan waktu sehingga honorer K2 semakin bertambah tua. Dan akhirnya pensiun jadi honorer karena pengabdian tidak mendapatkan penghargaan sepeserpun dari pemerintah.(esy/jpnn)