Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Titik Api Sondang

Jumat, 16 Desember 2011 – 00:16 WIB
Titik Api Sondang - JPNN.COM
PERIODE kedua Yudhoyono diawali dengan kesangsian publik atas dua hal. Pertama, tentang kejujuran KPU (Pemilu) meliputi (korupsi) pengadaan sistem teknologi informasi (TI) hingga mekanisme penghitungan suaranya yang sangat janggal.

Kedua, terciumnya bailout Bank Century sebagai skandal keuangan negara terbesar di era reformasi, yang mendorong munculnya nama Boediono ke pentas politik nasional. Kita tahu, Gubernur BI (waktu itu) Boediono ,“si pengucur” uang negara Rp 6,7 triliun yang seolah-olah dialirkan guna menalangi kebangkrutan Bank Century,  kemudian menyingkirkan kandidat lain sebagai Wakil Presiden bagi Yudhoyono.

Kejujuran KPU dalam Pemilu 2009 dan kesangsian banyak orang akan kemenangan 60,28 persen pasangan Yudhoyono-Boediono, yang diberitakan dengan gencar oleh beberapa lambaga survei dalam versi quick-count (hitungan cepat) sejak 10 Juli 2009, terkubur dalam serpihan bangunan hotel JW Marriott dan Ritz Carlton yang dibom pada 17 Juli 2009.

Niat Ketua KPK (saat itu) Antasari Azhar membongkar skandal TI di KPU pun kandas, karena yang bersangkutan sejak awal Mei 2009 dijebloskan ke penjara lewat rekayasa kasus pembunuhan Nasrudin. Kemungkinan membuka skandal “mafia Pemilu 2009” semakin gelap setelah Polri tak sanggup memenjarakan Andi Nurpati yang diadukan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD terlibat mafia Pemilu. Andi Nurpati, petinggi KPU (2009) itu kini jadi orang penting di Partai Demokrat milik Presiden Yudhoyono.

PERIODE kedua Yudhoyono diawali dengan kesangsian publik atas dua hal. Pertama, tentang kejujuran KPU (Pemilu) meliputi (korupsi) pengadaan sistem

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close