Tje Popong Geregetan Ada Wacana WNA Jadi Rektor Di PTN
JAKARTA - Anggota Komisi Pendidikan DPR, Popong Otje Djundjunan menolak tegas wacana pengangkatan rektor dari negara asing untuk perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia. Menurutnya, itu gagasan yang menghina bangsa Indonesia.
"Mungkin maksudnya pemerintah itu baik, supaya PTN kita berkelas dunia. Tapi, kalau saya melihatnya dari sisi harga diri, kan sama dengan menghina rektor-rektor yang ada sekarang. Menurut saya pribadi, sama dengan menempeleng muka sendiri. Saya pemikirannya begitu," tegas Popong, saat dihubungi Jumat (3/6).
Ia menyatakan, perlu ada kajian dan bukti bahwa memang rektor asal Indonesia tidak berhasil memimpin PTN. Jika tidak, menurutnya, wacana itu tidak pantas dilakukan.
"Kudu disurvei dulu atuh, bahwa rektor perguruan tinggi negeri kita itu bodoh-bodoh. Kalau survei sudah menunjukkan bahwa memang rektor kita itu bloon, apa boleh buat. Tapi saya yakin rektor-rektor kita tidak bodoh kok," imbuh anggota Komisi X DPR ini.
Anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Barat I ini menduga para rektor yang akan ditugaskan oleh pemerintah Indonesia berasal dari Tiongkok. Dia tidak yakin dengan WNA menjadi rektor akan membuat perguruan tinggi di Indonesia menjadi bertaraf internasional.
"Sepertinya, orang RRC itu sudah ngabring ke sini. Dimulai dengan buruh-buruhnya bekerja di Indonesia sehingga buruh kita ketar-keter," ujarnya.
Selain itu, Tje Popong juga curiga pemerintah akan menggunakan alasan berlakunya masyarakat ekonomi Asean (MEA) dan globalisasi untuk menghalalkannya. "Memang betul aturannya seperti itu, sekarang orang asing manapun bisa bikin hotel, bisa bikin restoran, bisa bikin sekolah, bisa bikin rumah sakit, dokter-dokter bisa praktek di mana-mana, kan begitu. Tapi kalau ujug-ujug ganti rektor, mikir seribu kali dululah," pinta politikus Partai Golkar itu.
Bahkan Tje Popong sesumbar masih sanggup menjadi rektor dibandingkan memberi kesempatan itu pada WNA. "Jujur saja, saya juga masih sanggup jadi rektor, daripada impor orang asing. Bukan saya sombong," pungkasnya.(fas/jpnn)