TNI AD Gelar Dialog Kebangsaan di Aceh, Brigjen Antoninho: Mencegah Konflik Sosial Menjelang Pemilu 2024
jpnn.com, JAKARTA - TNI Angkatan Darat (AD) kembali menggelar dialog kebangsaan di Aceh. Dialog tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik sosial menjelang Pemilu 2024.
Kegiatan pembinaan komunikasi (Binkom) yang mengangkat tema “Peran Seluruh Komponen Masyarakat dalam Mencegah Konflik Sosial” ini berlangsung di Aula Anjong Mon Mata Pendopo Gubernur di Banda Aceh.
Wakil Asisten Inteliten KSAD Bidan Manajemen Intelijen Brigjen TNI Antoninho Rangel Da Silva menjelaskan dialog ini merupakan Program Spaban 1 Staf Intelijen Angkatan Darat (Sintelad) sebagai tindak lanjut instruksi dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Agus Subiyanto kepada Asintel KSAD Mayjen TNI Arief Jaka Tandang.
Dengan kegiatan Binkom, menurut Brigjen TNI Antoninho, TNI AD telah melaksanakan tugasnya sesuai UU TNI Nomor 34 Tahun 2004 Sub Pasal (2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dilakukan dengan: b. Operasi militer selain perang yaitu: (9) membantu tugas pemerintah daerah dalam mencegah dan meredam potensi konflik sosial khususnya dalam menghadapi Tahun Politik 2024.
Brigjen TNI Antoninho berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kerja sama dan sinergisitas yang baik antara TNI AD dengan komponen masyarakat serta pemerintah daerah untuk mencegah terprovokasinya masyarakat akibat informasi yang tidak benar, baik dari media sosial ataupun informasi berantai yang belum diketahui tingkat kebenarannya.
“Jadi, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kerja sama dan sinergisitas antara TNI AD dan komponen masyarakat serta pemerintah daerah,” ujar Brigjen TNI Antoninho, Kamis (16/11/2023).
Kepala Kantor Kesbangpol Banda Aceh Heru Triwijarnarko yang juga hadir sebagai pembicara mengatakan selama ini, gejolak konflik sosial di berbagai daerah pada masa lalu memberikan pengalaman berharga bahwa setiap konflik mengakibatkan hilangnya rasa aman, timbulnya rasa takut masyarakat, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan korban jiwa.
Hal itu memunculkan trauma psikologis seperti dendam, benci dan antipati, akibatnya dapat menghambat terwujudnya kesejahteraan umum.