TNI AL Perketat Pengamanan Laut Sekitar Bali Menjelang G20, Persiapkan Aturan Khusus
jpnn.com, BALI - TNI Angkatan Laut (TNI AL) memperkuat pengamanan di akses masuk ke wilayah Bali melalui perairan menjelang pelaksanaan G20 tahun ini.
Prajurit TNI AL mulai ditempatkan di titik-titik pelabuhan yang menjadi pintu masuk ke wilayah Bali, Selasa (8/11).
Pasukan TNI AL mempertebal pengamanan di sejumlah lokasi strategis seperti pelabuhan Benoa, Jalur Tol Laut Bali Mandara dan sektor laut di bawah Landasan Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Kolonel Marinir I Dewa Nyoman Gede Rake Susilo Komandan Pangkalan TNI AL Denpasar selaku Dansubsatgas PAM Pelabuhan mengatakan guna mengamankan akses masuk ke Bali melalui jalur laut, jajarannya telah menempatkan pasukan di sejumlah titik.
“Siapa pun yang melintasi wilayah perairan ini akan diperiksa terlebih dulu, termasuk para nelayan yang keluar masuk melalui pelabuhan agar dilengkapi dengan identitas diri, karena akan diperiksa oleh tim gabungan dari TNI AL dan kepolisian. Selain itu telah disosialisasikan juga akan adanya jam malam pukul 22.00, untuk pembatasan aktivitas di area pelabuhan kepada para ABK maupun nelayan”, ungkap Kolonel I Dewa Nyoman Gede Rake pada Kamis (10/11).
Diketahui, guna mengamankan pelaksanaan G20 ini khususnya pada Satuan Tugas Laut Pengamanan VVIP Presidensi G20 ini, TNI AL telah mengerahkan kekuatan dari unsur-unsur Kapal Perang Republik Indoensia (KRI), yang mana seluruhnya dalam kondisi siap tempur.
“Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan G20, merupakan kepercayaan, kehormatan serta kebanggaan. Di balik itu terkandung tanggung jawab dan tantangan bagi kita untuk memastikan pertemuan G20 aman lancar dan berhasil. Saya yakin kita mampu menjawab ini dengan gemilang,” tegas Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.
Di kesempatan yang berbeda, pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie menilai keamanan G20 berisiko tinggi apalagi ada 2 negara yang sedang berperang yakni Rusia dan Ukraina. Faktor keamanan Presiden Putin dan Zelensky pun menjadi taruhan.
"Saya pribadi sangat mengkhawatirkan jika terjadi sesuatu apa di Bali pada beliau karena jika Rusia kehilangan Presiden seperti Putin saat ini, itu sama dengan kita kehilangan Soekarno di detik-detik kemerdekaan Indonesia," tutur Connie.