Tokoh Berpantun di Panggung Rakyat: Kalau Penguasa Bapakmu, Jadi Apa Pun Kesampaian
"Berakit-rakit ke hulu, berenang renang ke tepian. Kalau penguasa itu bapakmu, jadi apa pun kesampaian," kata Alif dalam pantunnya.
Dia dalam pantun kemudian menyinggung seorang presiden yang bisa diinterpelasi sampai korupsi yang membuat rakyat miskin.
"Layang-layang bertali besi, tanam selasih di dekat beringin. Presiden mestinya diinterpelasi, tetapi DPR-nya masuk angin," ujarnya.
Dia dalam pantunnya kemudian turut menyinggung sosok yang kurang ajar karena figur tersebut terus meminta lebih.
"Berburu ke padang datar, dapat rusa belang di kaki. Bagaimana tidak kurang ajar, sudah dua kali tetapi minta lagi," kata Alif.
Selanjutnya, dia dalam pantun menyindir sosok yang pernah meminta tiga periode, lalu mendorong sang anak berkontestasi di politik.
"Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi, minta tiga periode kita adang, kok, ya, sorong anak yang belum mandi," ujar Alif mengakhiri pantun. (ast/jpnn)