Tragedi Tapanuli, Pemkab Harus Tanggung Jawab
jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah dinilai turut bertanggung jawab atas peristiwa kecelakaan maut yang menewaskan 17 siswa, Kamis (28/5). Pasalnya, korban tewas setelah truk yang mereka tumpangi untuk berangkat ke sekolah mengalami pecah ban.
Pandangan tersebut dikemukakan Pengamat Transportasi Azas Tigor Nainggolan, mengacu pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Linta dan Angkutan Jalan. Disebutkan, pemerintah harus menyediakan sarana angkutan umum yang aman, nyaman dan terjangkau.
“Jadi prinsipnya pemerintah harus menyediakan dan jika tidak, maka pemerintah telah salah. Karena tidak menjalankan tugas sesuai undang-undang,” ujar Tigor kepada JPNN, Jumat (29/5).
Menurut Tigor, atas kelalaian pemerintah, masyarakat terutama orangtua korban dapat melakukan gugatan hukum. Selain itu DPRD sebagai representasi perwakilan masyarakat, juga dapat meminta pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah.
“DPRD setempat dapat meminta pertanggung jawaban Pemdanya sesuai mandat UU Nomor 22 Tahun 2009. Selain itu sopir truknya juga salah sih. Kok gunakan truk untuk mengangkut manusia. Kan seharusnya untuk mengangkut barang,” kata Tigor.
Pria berdarah Batak yang juga berprofesi sebagai advokat ini berharap ke depan peristiwa yang sama tak lagi terjadi. Karena itu Pemkab harus benar-benar merealisasikan tersedianya angkutan umum yang aman bagi masyarakat. Karena jika dibiarkan, tidak tertutup kemungkinan peristiwa yang sama kembali terulang. Terutama angkutan yang aman dan nyaman bagi para siswa, sehingga fokus utama menimba ilmu tak terhalang.
Sebelumnya diberitakan, tragedi mengerikan terjadi di Desa Masnauli, Kecamatan Manduamas, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara. Sebanyak 17 siswa tewas dalam perjalanan ke sekolah Kamis (28/5), setelah truk yang ditumpangi terbalik dan tercebur ke parit sedalam 2,5 meter.
Truk dengan bak terbuka nahas yang mengangkut para pelajar tersebut adalah milik PT Sinar Gunung Sawit Raya (SGSR). Meski bukan angkutan penumpang, setiap hari truk bernopol BK 8912 EA itu mengantar jemput putra-putri karyawan PT SGSR ke sekolah. (gir/jpnn)