Tragis..Mayat Bayi Mengambang di Sungai
SURABAYA - Mayat bayi berjenis kelamin perempuan ditemukan mengambang di sungai kawasan Bulak Banteng kemarin siang. Kondisi bayi yang sudah tidak bernyawa itu sangat mengenaskan. Tubuhnya sudah mengembung. Sebagian kepalanya terbungkus plastik hitam.
Diduga, bayi tersebut masih berusia 2-3 hari saat ditemukan dua warga bernama Sunarti dan Sunarji. Tali pusarnya masih menempel di tubuhnya. Beratnya juga diperkirakan seukuran bayi baru lahir pada umumnya, sekitar 2,7 kilogram. Penemuan itu berawal dari bau busuk saat pagi yang berasal dari pinggir sungai di sekitar rumah Sunarti.
Karena belum merasa terganggu, Sunarti mengabaikan bau tersebut. Namun, bau busuk itu semakin menyengat saat siang dan mengganggu aktivitas Sunarti.
Awalnya, dia menduga bau tersebut berasal dari bangkai anjing yang tersangkut di pinggir sungai. Dibantu Sunarji, tetangganya, dia berniat mencari sumber bau itu di tumpukan sampah yang tersangkut pohon mengkudu.
Niat awal dua orang tersebut sebenarnya hanya memotong ranting yang mengakibatkan sampah-sampah itu tertahan. Sebilah arit dipersiapkan untuk menebang pohon tersebut. Belum sampai arit itu dikibaskan ke batang pohon, mata dua perempuan tersebut tertuju pada benda yang menyerupai tubuh bayi. Awalnya, mereka hanya menduga itu hanya boneka.
Betapa kagetnya Sunarti dan Sunarji saat mencoba mendekati benda tersebut. Ternyata, itu adalah sesosok bayi yang tertelungkup mengapung di antara sampah-sampah sungai.
"Sudah dikerumuni banyak lalat. Baunya sangat menyengat," kata Sunarti.
Karena takut, dua perempuan itu langsung melaporkan kejadian tersebut kepada RT dan diteruskan kepada pihak kepolisian. Anggota Polsek Kenjeran yang mendapat laporan langsung menuju TKP. Dengan seutas tali, bayi tersebut diangkat ke pinggir sungai. Tubuhnya sudah memutih dan beberapa bagian kulitnya mengelupas. Lebih ironis lagi, saat ditemukan, mulut dan hidung bayi itu disumpal plastik hitam.
Bayi itu langsung dibawa ke RSUD dr Soetomo untuk diotopsi. Dugaan sementara, bayi tersebut berasal dari hubungan gelap dan sengaja dibuang oleh orang tuanya setelah dilahirkan. Itu berasal dari bukti di lapangan bahwa mulut dan hidung bayi yang disumpal kresek hitam saat ditemukan. Bahkan, tali pusarnya masih menempel di tubuh bayi tersebut.
Kanitreskrim Polsek Kenjeran AKP Yudho Haryono menjelaskan, pihaknya belum bisa memberikan keterangan apa-apa terkait penemuan bayi tersebut. Sambil menunggu hasil dari rumah sakit, anggotanya akan memburu dalang di balik pembuangan bayi itu.
"Saat ini kami masih memeriksa saksi di sekitar lokasi," terang Yudho.
Menurut keterangan Willy, 39, ketua Dasawisma Bulak Banteng Lor I, bayi tersebut dipastikan tidak berasal dari warga sekitar. Sebab, hampir setiap bulan dia mengecek dan mendata warga yang hamil, melahirkan, ataupun meninggal dunia. Willy menjelaskan, sungai di Bulak Banteng merupakan jalur terakhir menuju ke laut. Sungai itu berasal dari puluhan jalur di Kota Surabaya.
Namun, Willy menduga, bayi tersebut baru tersangkut di pinggir sungai daerah Bulak Banteng Lor pada malam sebelum ditemukan kemarin. Sebab, saat itu arus sungai cukup deras karena hujan yang melanda sekitar Surabaya Utara.
"Soalnya, dua hari sebelumnya sungai ini kering. Arusnya kecil. Baru tadi malam (Minggu (24/7), Red) arusnya besar," terangnya. (rid/c6/fat/flo/jpnn)