Tren Bunga Kredit Perbankan Cenderung Naik
jpnn.com - JAKARTA - Upaya Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan pada level tinggi makin terasa pada kenaikan suku bunga kredit perbankan. Otoritas moneter mencatat, suku bunga kredit periode April 2014 naik 3 basis poin jika dibandingkan dengan Maret 2014 sehingga menjadi 12,60 persen dari 12,57 persen.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, kenaikan suku bunga kredit tersebut merupakan dampak kenaikan suku bunga simpanan.
"Pada April suku bunga simpanan perbankan masih terus mengalami peningkatan sehingga kenaikan suku bunga kredit mengiringi kondisi tersebut," tutur Tirta kemarin (8/6).
Per April 2014 rata-rata suku bunga deposito berjangka 1 dan 3 bulan tercatat 8,10 persen serta 8,35 persen. Sementara suku bunga deposito dengan tenor 6 dan 12 bulan adalah 8,44 persen serta 7,80 persen. Posisi tersebut naik bila dibandingkan dengan periode Maret 2014 yang mencatat suku bunga 7,98 persen serta 8,27 persen untuk tenor 1 dan 3 bulan. Juga 8,24 persen serta 7,41 persen untuk suku bunga deposito bertenor 6 dan 12 bulan pada Maret 2014.
Sementara itu, penyaluran kredit perbankan pada April 2014 tercatat sebesar Rp 3.386,5 triliun, tumbuh 18,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Posisi tersebut melambat bila dibandingkan dengan Maret 2014 yang tumbuh 19,1 persen (yoy).
"Perlambatan pertumbuhan kredit ini masih sejalan dengan moderasi permintaan domestik," terang dia.
Perlambatan penyaluran kredit terutama terjadi untuk jenis penggunaan modal kerja (KMK). Kredit yang disalurkan untuk jenis KMK pada April 2014 tercatat sebesar Rp 1.614,2 triliun atau tumbuh 15,5 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut cenderung melambat bila dibandingkan dengan periode Maret 2014 yang sebesar 16,3 persen (yoy).
Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan KMK terutama bersumber dari penyaluran KMK kepada sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Kredit untuk sektor tersebut pada April 2014 tercatat Rp 589,8 triliun, hanya terakselerasi 20,5 persen (yoy) atau melambat jika dibandingkan dengan Maret yang mampu melaju 21,5 persen (yoy).