Trimedya Panjaitan, Si Anak Medan Spesial di Senayan
jpnn.com - jpnn.com - Politikus PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan membeber kisah perjalanan hidupnya sejak kecil hingga menjadi politikus kondang melalui buku. Ada dua buku tentang politikus kelahiran Medan, 6 Juni 1966 itu.
Satu buku berjudul Banteng Senayan dari Medan-Sebuah Pergumulan Hukum dan Politik dengan kata pengantar oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sedangkan satu buku lagi berjudul Parlemen dan Penegakan Hukum di Indonesia dengan kata pengantar dari Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Puan Maharani.
Kedua buku yang disunting oleh Rahmat Sahid itu diluncurkan di Jakarta, Minggu (5/4). Banyak tokoh kondang hadir pada peluncuran dua buku Trimedya yang digelar di sebuah hotel di Jakarta Pusat itu.
Dari deretan menteri ada Luhut Panjaitan (menteri koordinator kemaritiman), Yasonna Laoly (menteri hukum dan HAM), Pramono Anung (sekretaris kabinet). Ada pula rekan Trimedya di parlemen seperti Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Ketua Komisi III DPR Bambang Soesatyo.
Rahmat Sahid dalam peluncuran buku Trimedya Panjaitan di Jakarta, Minggu (5/2). Foto: dokumen pribadi for JPNN.Com
Pimpinan institusi mitra kerja Komisi III DPR pun menghadiri peluncuran buku Trimedya. Ada Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat, Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan, Wakapolri Komjen Syafruddin serta hakim Mahkamah Agung (MA) Gayus T Lumbuun dan Jaksa Agung M Prasetyo.
Trimedya di hadapan para tamu undangan mengatakan, penegakan hukum di Indonesia terutama dalam kasus korupsi yang menyeret pejabat merupakan hal yang sangat menarik perhatian publik. Namun, ketua DPP PDI Perjuangan bidang hukum dan hak asasi manusia (HAM) itu menilai publik sering lupa bahwa penegakan hukum berkaitan langsung dengan kewenangan aparatur sesuai undang-undang.