Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Trump Juga Bangun Tembok di Guatemala

Minggu, 28 Juli 2019 – 15:05 WIB
Trump Juga Bangun Tembok di Guatemala - JPNN.COM
Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Kemampuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam mencari celah tak perlu diragukan lagi. Di hari yang sama dengan kemenangannya di Mahkamah Agung, Trump juga berhasil membangun tembok bagi imigran. Bukan tembok fisik, melainkan tembok diplomasi yang dibangun di negara Amerika Tengah, Guatemala.

Trump mengumumkan bahwa pemerintah AS dan Guatemala telah menyepakati program imigrasi baru. Yakni, program safe third country. Dengan program tersebut, imigran yang menuju AS dengan melewati Guatemala tak bisa langsung mengajukan suaka. Mereka harus terlebih dahulu menjadi pencari suaka di Guatemala.

"Kesepakatan itu akan menjamin kebenaran dari pencari suaka," jelas Trump seperti dikutip Agence France-Presse.

Di sini letak kelihaian Trump. Dia bisa membuat Guatemala menyepakati program itu dengan sedikit ancaman. Pekan ini dia bilang bakal mengenakan pajak terhadap kiriman uang dari imigran Guatemala kepada keluarga mereka di kampung. Tak lama kemudian, Presiden Jimmy Morales menandatangani kesepakatan tersebut.

BACA JUGA: Donald Trump Girang Bukan Main, Kemenangan untuk Tembok!

Masalahnya, safe third country seharusnya menampung pencari suaka di negara yang aman. Sebelum Guatemala, negara yang mengikuti program itu adalah AS dan Kanada. Dalam Global Peace Index 2019, Kanada menempati peringkat ke-6. Sedangkan Guatemala merupakan salah satu negara penghasil pencari suaka terbesar di Amerika Tengah.

"Ini gila. AS ingin mengirimkan orang ke tempat di mana nyawa mereka akan terancam," ujar Eleanor Acer, direktur perlindungan pengungsi di Human Rights First.

Sebelum Guatemala, Trump lebih dulu mengusulkan agar Meksiko menjadi tembok diplomasi AS. Namun, rayuan dan ancaman Trump tak membuat Presiden Andres Manuel Lopez Obrador berubah pikiran. Obrador merasa bahwa Meksiko bukanlah negara yang cocok untuk menampung imigran.

Di hari yang sama dengan kemenangannya di Mahkamah Agung, Presiden AS Donald Trump juga membangun tembok imigran di Guatemala

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News