Trump Setengah Hati Kecam Saudi, Takut Bisnis Goyang?
jpnn.com - Kasus hilangnya Jamal Khashoggi kini jadi perhatian dunia. Kemarin, Sabtu (13/10), Sekjen PBB Antonio Guterres ikut menyampaikan keresahannya.
Menurut dia, kasus kejahatan terhadap jurnalis yang melibatkan negara semakin banyak. Dia tak ingin hal tersebut menjadi kewajaran yang terus berlanjut.
"Kita perlu tahu apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab. Saya tegaskan bahwa hal ini tak bisa dibiarkan begitu saja," ungkapnya kepada BBC di sela-sela pertemuan IMF-World Bank Group di Bali.
Guterres seperti gemas dengan pemerintah Arab Saudi. Sejak kasus tersebut mencuat, pihak kerajaan terus membantah tanpa memaparkan bukti apa pun.
Mereka hanya bilang bahwa Khashoggi sudah meninggalkan kantor konsulat Arab Saudi di Istanbul setelah mengambil bukti perceraian dari istri pertama. Sedangkan 15 orang yang dituduh sebagai tim eksekutor Khashoggi hanyalah turis.
"Kabar bahwa kami memerintahkan pembunuhan hanyalah tuduhan tak berdasar," tegas Menteri Dalam Negeri Arab Saudi Abdulaziz bin Saud seperti dilansir Associated Press.
Pembelaan itu didukung sekutu Saudi di Timur Tengah. Menlu Bahrain Khalid bin Ahmad menyatakan bahwa tuduhan kepada Saudi adalah upaya menjatuhkan kerajaan.
Pernyataan serupa disampaikan Menlu Uni Emirat Arab Anwar Gargash. Dia sudah menduga kampanye untuk menghancurkan Kerajaan Arab Saudi akan terjadi. "Siapa saja yang memulai aksi ini akan mendapatkan ganjaran berat," tegasnya.