Tuberkulosis Jadi Penyebab Utama Kematian ODHA, Deteksi Lewat Uji LF-LAM
jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama pihak swasta di bidang kesehatan terus berupaya menghadirkan pelayanan terbaik di bidang medis untuk masyarakat.
Menurut dr. Endang Lukitosari, MPH dari Kemenkes, HIV dan TBC merupakan dua penyakit yang kasusnya masih terbilang tinggi, penguatan program masih dilakukan hingga akhir 2030. Indonesia terhitung masih penyumbang kedua setelah india dalam kasus ini.
"Jadi, kami melakukan kolaborasi untuk mengatasi pencegahan dan mengurangi potensi penularan,” ujar dr. Endang Lukitosari dalam keterangannya dikutip Sabtu (25/3).
dr. Endang menjelaskan 25% kematian dari Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA) disebabkan oleh MB TBC. Sebab, ODHA 30 kali lebih berisiko untuk sakit TBC dibandingkan dengan orang yang tidak terinfeksi HIV.
Untuk itu, lanjutnya, jika ODHA dengan TBC tidak segera diobati dengan cepat, kematian akan lebih cepat. Supaya bisa diobati dengan cepat, maka perlu diagnosis dini.
Senada itu, President Director Abbott Rapid Diagnostics (ARDx) Indonesia Benny George menyatakan Tuberkulosis merupakan penyebab utama kematian ODHA karena bertanggung jawab atas satu dari tiga kasus kematian terkait AIDS.
Dengan persentase 60%, jelasnya, kemungkinan orang dewasa yang terjangkit HIV-positif akan tertular TB dalam dua tahun pertama setelah diagnosis dan sebanyak 50% kemungkinan anak yang hidup dengan HIV akan tertular TB dalam dua tahun pertama setelah diagnosis.
Menurut Benny, selain itu, terdapat kasus pada 2020 lalu, beban Tuberkulosis pada ODHA mengalami peningkatan pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade karena Covid-19.