Tujuh Korban Jembatan Ambruk Masih Dicari
Senin, 20 Februari 2012 – 10:43 WIB
Data yang dihimpun di lapangan, beberapa korban selamat menuturkan musibah tersebut baru pertama kali terjadi. Kondisi jembatan yang terbilang sudah tua dan diperparah dengan kapasitas muatan yang terbilang minim membuat jembatan ambruk. “Awalnya saya datang ke acara maulid di dekat Kampus IPB. Nah, waktu pulang itu jembatan ambruk. Waktu itu saya udah berhasil nyebrang,” ungkap salah satu korban selamat, Faisal Bahri(9) kepada Radar Bogor (group JPNN), kemarin.
Beberapa korban selamat lainnya langsung dilarikan ke rumah Ketua RT setempat. Mereka mengaku sebelum jembatan ambruk, kayu dan anyaman bambu sempat patah dan berbunyi. Keanehan itupun tak digubris jemaat lantaran mereka sudah dalam posisi tanggung yakni ditengah dan dipinggir jembatan. “Waktu itu saya sempat denger ada suara kayu patah. Eh beneran, waktu saya udah mau sampai nyebrang jembatan ambruk. Alhamdulilah saya pegangan kayu dan langsung naik lagi,” ungkap Abdul Fatah(56) saat ditemui di Posko, kemarin.
Dia menceritakan dirinya saat itu hendak pulang dari rumah saudaranya memeras sapi di Desa Babakan, Kawasan Komplek Kampus IPB. “Saya waktu kejadian sempat narik korban lainnya yakni Bu Ana dan anaknya. Dan waktu itu saya juga sempat megang bambu jembatan untuk pijakan,” tuturnya.