Tukang Pijit Selamat dari Kerusuhan Wamena, Sempat Sembunyi di Kandang Babi
jpnn.com, WAMENA - Seorang perantau asal Jember Jawa Timur, Ismail berhasil menyelematkan diri dari kerusuhan yang terjadi di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Papua, 23 September lalu.
Di tempat pengungsian di aula Yonif 751 Raider di Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa, Ismail mengungkapkan, semula tempat dia tinggal di Pikey, Wamena, tidak kena dampak demonstrasi mahasiswa karena warga setempat menentang aksi mereka.
Namun, pembakaran kemudian terjadi dan memaksa warga mengungsi ke gereja di Pikey, bangunan yang tidak menjadi sasaran aksi massa pada 23 September yang berujung kerusuhan di Wamena.
"Para pelaku pembakaran bukan warga Wamena, melainkan dari daerah sekitarnya, dan itu diakui warga yang mengamankan para pengungsi," kata Ismail, yang bekerja sebagai tukang pijit itu.
Dia menuturkan, warga asli Wamena dan pendeta di gereja Pikey membantu mengamankan sekitar 300 warga yang kena dampak kerusuhan di dalam gereja.
"Kami diselamatkan oleh warga asli Wamena dan pendeta di dalam gereja baptis di Pikey, dan saat masuk ke dalam gereja diketahui mahasiswa, maka mereka meminta agar handphone dikumpul," katanya.
"Namun HP saya tidak dikumpul, dan itu digunakan untuk menelepon anggota Kodim 1702 Wamena dan melaporkan bila ada 300 orang disandera mahasiswa yang berjaga-jaga di luar gereja," imbuh Ismail.
Pada saat ini, menurut dia, para mahasiswa menyatakan akan memulangkan pengungsi dengan selamat kalau lima rekan mereka yang ditangkap aparat keamanan dilepaskan.