Turki Bantu Bebaskan Jurnalis Jepang dari Militan Syria
Kemarin Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe memastikan bahwa wartawan Jepang yang dilaporkan bebas dari tangan militan Syria itu benar Yasuda.
Setelah itu, beredar video singkat lelaki berjenggot dalam balutan kaus hitam yang mengaku sebagai Yasuda. Dia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membantu pembebasannya.
"Saya disekap selama 40 bulan di Syria. Tapi, sekarang saya sudah aman di Turki," ucap Yasuda seperti dilansir Reuters.
Abe juga berterima kasih kepada Qatar dan Turki yang disebutnya aktif membantu pembebasan Yasuda. Kabarnya, reporter yang pernah disandera di Iraq pada 2004 itu bebas karena tebusan.
Tapi, Jepang membantah membayar tebusan. Saat Jabhat Al Nusra minta tebusan USD 10 juta (sekitar Rp 151 miliar) beberapa waktu lalu pun, Tokyo tegas menolak.
"Dia tampak sehat. Tapi, staf kami akan memeriksa kesehatannya dulu sebelum membawa dia pulang," ujar Menlu Jepang Taro Kono.
Menurut Sekretaris Kepala Kabinet Yoshihide Suga, kabar bebasnya Yasuda kali pertama diterimanya pada Selasa malam (23/10). Tepatnya pukul 19.40 waktu setempat. Sekitar pukul 21.00 Qatar menegaskan bahwa Yasuda sudah resmi bebas.
Sementara itu, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyatakan bahwa Yasuda sebenarnya sudah bebas sejak 20 Oktober.