Ubah Naskah Drama Radio Jadi Novel Best Seller
Langit mengungkapkan, menulis novel sudah mendarah daging dalam hidupnya. ”Istri saya itu ada tiga. Istri pertama namanya Rina Riyantini, istri kedua laptop, dan istri ketiga kamera,” kelakarnya.
Sebagai penulis produktif, Langit memiliki beberapa kebiasaan aneh. Salah satunya soal tidur. Di kantornya, dalam sehari dia bisa terbuai mimpi sampai empat kali. ”Saya datang ke kantor tidak langsung kerja, tapi tidur dulu,” terangnya.
Setiap selesai menulis tiga halaman, Langit tidur lagi sekitar sepuluh menit sampai setengah jam untuk menyegarkan pikiran. Langit mengakui sempat mengalami gangguan psikologis.
Dia pernah takut gelap, takut berada di ruang sempit, bahkan ayah dua putri itu selalu khawatir dengan datangnya senja. Gangguan psikis tersebut baru hilang setelah dia menikahkan putri pertamanya, Poundra Swasty Ratu.
Langit mengungkapkan bahwa menulis merupakan sarana untuk melampiaskan emosi. Dia termasuk pengkhayal tingkat tinggi, bahkan khayalannya menjurus ekstrem, seperti berkhayal memukuli orang.
”Kalau saya tidak menulis, mungkin sekarang saya sudah dirawat di rumah sakit jiwa,” ucapnya dengan nada bergetar.
Khayalan ekstrem itu membuat Langit mampu mengelola konflik-konflik yang terjadi dalam sejarah Kerajaan Majapahit maupun Singasari menjadi kesatuan yang apik.
Langit mengatakan juga sempat ditawari membuat novel berlatar sejarah Sunda Galuh maupun kerajaan-kerajaan di Sumatera. Namun, karena ceritanya minim konflik, dia tidak menyanggupi. ”Kurang menarik,” ujarnya.