Ubud Writers and Readers Hidupkan Ekonomi Ubud Bali
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara, Esthy Reko Astuty menjelaskan, UWRF efeketif untuk menjaring wisatawan, terutama dari kalangan komunitas sastra. Event ini , menurut Esthy sekaligus memutar roda ekonomi selama festival.
"Saya berharap, ke depan kemasan UWRF bisa lebih beragam. Seperti tahun ini, terdapat stand-stand pameran. Ide ini membuat bisnis wisata berjalan sehingga menumbuhkan perekonomian," ujar Esthy didampingi Kabid Promosi Wisata Buatan Kementrian Pariwisata, Ni Putu G. Gayatri.
Gayatri berharap, ‘virus’ sastra untuk mengembangkan potensi pariwisata seperti UWRF bisa menjangkiti daerah lain di Indonesia.
"Bukan cuma di Bali, event ini bisa digelar di daerah lain untuk mempromosikan potensi pariwisata dan menggerakkan perekonomian melalui sastra dan budaya," kata Gayatri.
Dia mencontohkan, restoran dan hotel-hotel di Ubud penuh selama gelaran ini.
"Pengunjung mencapai 4 ribu, dari jumlah tersebut berapa pendapatan hotel dan restoran di Ubud selama event ini. Saya berharap, daerah lain bisa menggelar event serupa, selain meningkatkan sektor pariwisata juga menghidupkan ekonomi masyarakat," tutur wanita berkacamata ini.
Melalui event ini, Gayatri sekaligus ingin menegaskan, Bali masih aman. UWRF menghapus stigma negatif tentang erupsi Gunung Agung, di Kab. Karangasem. "Sampai event ini selesai, semua berjalan lancar. Bali masih tetap aman menjadi destinasi wisata.”
Direktur Kerjasama Yayasan Mudra Swari Saraswati, Saraswati Ratnanggana mengucapkan terima kasih atas dukungan Kementerian Pariwisata dalam event ini. Terbukti, event ini mampu meningkatkan kunjungan turis asing.