Ujian Lira untuk Menantu-Mertua
Oleh Dahlan Iskanjpnn.com - Masih belum ada langkah nyata di Turki. Baru sebatas tekad: akan mengatasinya.
Presiden Recep Tayyip Erdogan masih keras. Masih serba menolak.
Ogah menaikkan suku bunga. Ogah mengurangi defisit anggaran. Ogah bebaskan pastor Amerika. Ogah mengakui kelemahannya.
Mata uang Turki, lira jatuh lagi 8 persen. Senin lalu. Setelah jatuh 18 persen dua hari sebelumnya. Total 40 persen tahun ini.
Iklim baiknya: partai oposisi mendukung Erdogan. Kali ini. Nasionalisme Turki justru lagi bangkit. Saat menjadi sasaran perang ekonomi. Seperti sekarang ini. Oleh sekutunya sendiri: Amerika.
Barat ikut gelisah. Ekononi Eropa ikut terganggu. Ekonom Barat minta ke Turki: naikkan suku bunga. Agar kejatuhan lira bisa diredam. ”Tidak ada jalan yang lain,” ujar para ekonom itu.
Mengapa?
Inflasi di Turki sudah mencapai 15 persen. Harga-harga naik. Bunga deposito ‘hanya’ 17 persen.