Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ukraina

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sabtu, 29 Januari 2022 – 19:02 WIB
Ukraina - JPNN.COM
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun, sejak Taiwan memisahkan diri dari daratan China pada 1949 sampai sekarang tidak pernah terjadi perang terbuka. Konflik kecil seringkali terjadi, tetapi belum pernah terjadi sekalipun perang terbuka.

China tentu berhitung karena Taiwan mendapat perlindungan penuh dari Amerika. Setiap saat China menyerang Taiwan, Amerika pasti siap sedia untuk membela. Karena sama-sama tahu kekuatan masing-masing maka konflik terbuka tidak pernah terjadi. Kedua belah pihak sama-sama melakukan deterrence, tindakan menahan diri.

Faktor deterrence ini menjadi salah satu rem yang pakem untuk menghindari perang. Rasa takut terhadap lawan menjadi faktor deterrence yang sangat penting. Kendati demikian, ada faktor deterrence lain yang lebih penting untuk menghindari perang, yaitu faktor keinginan untuk maju dan modern.

Ahli Politik Kishore Mahbubani menyebut faktor ini sebagai ‘’march to modernity’’ derap menuju modernitas. Setiap orang ingin merasakan modernitas dan kemajuan eknonomi supaya bisa merasakan kesejahteraan hidup dan meninggalkan kesengsaraan akibat kemiskinan.

Derap menuju modernitas ini menjadi faktor yang tumbuh sangat kuat di wilayah Asia. Negara-negara Asia sekarang tengah berpacu menuju modernitas, dan karena itu mereka fokus untuk mengejar kemajuan ekonomi dan menghindari konflik dan peperangan.

Faktor ini akan menjadi sumber kekuatan Asia, yang oleh Mahbubani disebut akan menjadi ‘’hemisphere baru dunia’’ atau punjer dunia. Selama ini punjer kemajuan dunia berpusat di Barat dan Amerika. Namun, dalam waktu dekat punjer itu akan bergeser ke Asia.

Hal itu diprediksi Mahbubani dalam buku ‘’Asia Hemisfer Baru Dunia’’ yang terbit pada 2008. Ketika itu sudah mulai terlihat ada kebangkitan demokrasi di wilayah Timur Tengah yang selama ini dianggap sebagai ‘’dead spot’’ demokrasi.

Namun, Mahbubani melihat optimisme terhadap demokratisasi di dunia Arab. Ia justru melihat bahwa kesadaran masyarakat Arab terhadap hegemoni Barat di Timur Tengah yang harus dilawan, tidak harus dimulai dari luar negara mereka sendiri, tetapi dimulai dengan mengubah status quo dengan mengganti rezim sehingga bisa melawan hegemoni Barat.

Rusia sudah menyiapkan ribuan pasukannya di perbatasan Ukraina dan siap melakukan serangan militer.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close