Ulama Seluruh ASEAN Kompak Waspadai Ancaman ISIS
Hal ini diperlukan agar masyarakat dapat memilah dan memahami mana yang benar dan yang tidak sehingga masyarakat tidak terjerumus ke dalam pemahaman yang keliru tentang berbagai amalan yang ada dalam Islam itu sendiri.
"Saya pribadi sangat mengapresiasi kinerja daripada BNPT yang telah berusaha bekerja sebaik mungkin untuk menjaga masyarakat Indonesia agar terhindar daripada terorisme yang selalu mengatasnamakan agama," pungkas Andi.
Hal senada diungkapkan Dosen UIN Sunan Ampel Surabaya Muhibbin Zuhri. Menurutnya, ke depan ancaman terorisme makin serius dan sebarannya akan lebih luas. Karena itu bangsa Indonesia harus lebih waspada, terutama aparat negara agar kapasitas koordinasi intelijen ditingkatkan.
"Sisi lainnya, kita harus melakukan upaya preventif dan kognatif melibatkan responen masyarakat yang sudah clear, baik pemahaman agama maupun nasionalismenya,” kata Muhibbin.
“Juga dengan program deradikalisasi yang terintegrasi baik di sektor pendidikan maupun di aktivitas sosial lainnya yang melibatkan organisasi kemasyarakatan keagamaan. ini semua dalam rangka menanggapi isu radikalisme tidak begitu saja ada," ungkap Muhibbin.
Menurutnya, perlu dicermati kegiatan yang mengarah pada ideologisasi paham radikal, baik lewat media sosial melalui program keagamaan. Untuk melakukan itu, negara tidak bsa melakukan sendiri tanpa bersinergi dengan masyarakat.
Terkait rangkaian dan ancaman teror selama bulan Ramadan dan Idulfitri, Muhibbin menilai, pesan kelompok radikal itu masih sama. Terbukti sasaran mereka masih rumah ibadah, baik nasrani maupun islam.
"Prinsipnya terorisme ingin membangun citra Islam sebagai agama yang penuh dengan kekerasan. Kita sangat dirugikan dari kelompok ini karena itu umat Islam harus mengerti yang begini-begini ini. jangan sampai ada generasi kita yang masuk jaringan mereka. Kalau kita melihat teori konspirasi, ini konspirasi besar untuk menjatuhkan citra islam di mata internasional," ungkap Muhibbin. (jos/jpnn)