Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ulama Syiah Ditembak Mati di Kota Suni, Iran Makin Tak Terkendali

Jumat, 04 November 2022 – 09:20 WIB
Ulama Syiah Ditembak Mati di Kota Suni, Iran Makin Tak Terkendali - JPNN.COM
Belum selesai demo antipemerintah yang dipicu kematian Mahsa Amini, Republik Islam Iran kini menghadapi ancaman konflik sektarian klasik antara Suni versus Syiah. Foto: AFP

Namun, pernyataan para pengacara itu adalah gambaran bagaimana semakin banyak orang Iran kini tidak lagi dibayangi oleh ketakutan akan hukuman keras negara.

Di antara pengacara yang menandatangani pernyataan itu adalah Saeid Dehghan, yang telah mewakili dua warga negara yang dipenjara di Iran atas tuduhan terkait keamanan.

Yang lainnya adalah Giti Pourfazel, yang termasuk di antara aktivis yang dipenjara karena menandatangani surat terbuka pada 2019 yang mendesak Khamenei untuk mengundurkan diri. Dia dibebaskan pada tahun 2021.

Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan ratusan orang berkumpul pusat kota Karaj untuk memberi penghormatan kepada Hadis Najafi, seorang wanita muda yang ditembak mati oleh pasukan keamanan, menurut saudara perempuannya dan media sosial.

Para pengunjuk rasa di Karaj, yang terletak di sebelah barat ibukota Teheran, terlihat dalam sebuah video online membakar dan merobek "abah", jubah panjang yang dikenakan ulama Syiah.

Seorang anggota milisi garis keras Basij tewas di Karaj dan lima petugas polisi terluka dalam sebuah kerusuhan, kantor berita semi-resmi Tasnim melaporkan.

Human Rights Watch mengatakan pihak berwenang Iran telah meningkatkan serangan mereka terhadap perbedaan pendapat dan protes yang meluas dengan mengajukan tuntutan keamanan nasional yang meragukan terhadap aktivis yang ditahan dan melakukan pengadilan yang sangat tidak adil.

“Aparat keamanan Iran yang kejam menggunakan setiap taktik dalam bukunya, termasuk kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa, menangkap dan memfitnah pembela hak asasi manusia dan jurnalis, dan pengadilan palsu untuk menghancurkan perbedaan pendapat yang meluas,” kata Tara Sepehri Far, peneliti senior Iran di Human Rights Watch.

Saat demonstrasi antipemerintah terus meluas, percikan konflik sektarian Suni versus Syiah kembali muncul di Republik Islam Iran

Sumber Reuters

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close