UN SMP Hari Pertama Ribet, Banyak Soal Diralat
jpnn.com - JAKARTA - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) kembali membuka posko pengaduan Ujian Nasional (UN) untuk SMP. Pada pukul 07.50 WIB, masuk satu laporan dari Bekasi, Jawa Barat, terkait soal UN mata pelajaran Bahasa Indonesia yang soalnya banyak di ralat dan dimasukkan dalam amplop yang berbeda.
"Bagi FSGI, temuan ini menjadi catatan yang penting dan genting untuk dipertanggungjawabkan Mendikbud, bukan hanya secara teknis tetapi juga secara prinsip," ujar Retno Listyarti, Sekjen FSGI dalam keterangan persnya, Senin (5/5).
Dikatakan, ribetnya UN SMP ini tidak sekedar soalnya terpisah amplop. Banyak juga siswa yang soalnya tidak lengkap dan pengawas ruang tidak bisa melakukan apa-apa.
Akibatnya, banyak peserta didik khawatir tidak lulus karena antara bercode dengan soal berbeda. Ada kasus seorang siswa di Bogor, soal yang didapatnya tidak ada nomor 38, sementara di lembar jawaban ada nomor 38.
Masih pada wilayah yang sama, ada siswa yang soalnya tidak ada nomor 13 dan 14, padahal dilembar jawaban ada nomor 13-14. "Siswa yang bersangkutan sampai menangis setiba di rumahnya,” ujar Heru Purnomo, Ketua Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ).
Sejumlah guru pengawas dan tiga kepala sekolah dari berbagai daerah melaporkan bahwa soal bahasa indonesia SMP terpisah dalam 2 amplop berbeda.
Amplop pertama adalah sampul bersegel yang hanya berisi soal UN nomor 13 s/d 38, sedangkan nomor soal yang lainnya nomor 1-12 dan no 39-50 ada di luar sampul bersegel.
"Banyak pengawas kebingungan begitupun para peserta UN bahkan banyak yang menangis karena takut tidak lulus," tambahnya. (fat/jpnn)