UN Tertinggi Bukan Lagi Ukuran, Mendikbud Minta Guru Tidak Katrol Nilai
jpnn.com - DEPOK - Sekolah-sekolah diminta tidak lagi melakukan kecurangan dalam mengatrol nilai ujian nasional (UN) siswanya. Pasalnya, nilai UN tinggi bukan jadi ukuran utama.
"Saya minta para kepala Dinas Pendidikan, kepala sekolah, dan guru-guru mengedepankan kejujuran dalam pelaksanaan UN. Yang kami nilai bukan hasil UN, tapi integritasnya," tegas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, saat pemaparan materi dalam Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan di Pusdiklat, Depok, Senin (30/3).
Dia menyebutkan, dengan dihapuskannya UN sebagai penentu kelulusan siswa, maka nilai tinggi bukan ukuran keberhasilan sekolah. Kemendikbud akan menilai intergritas setiap sekolah.
"Dalam UN, yang utama bukan siapa yang nilainya paling tinggi. Tapi siapa yang sekolahnya paling jujur karena yang paling diutamakan adalah integritasnya," ujarnya.
Dia menambahkan, bukan nilai tertinggi yang bisa masuk ke dunia global, tapi orang-orang integritas tinggi. Anak-anak Indonesia akan menghadapi masalah di mana-mana karena tidak menomorsatukan integritas.
"Makanya ini harus kita tumbuhkan semangat integritas. Mulai tahun ini akan kita panggil guru-guru serta sekolah yang integritasnya tertinggi untuk menerima reward dari pemerintah. Jadi saya imbau guru-guru, kepala sekolah, kadis Diknas mari berlomba-lomba tingkatkan integritas. Kita butuh siswa berprestasi tapi paling utama yang integritasnya tinggi," beber Anies. (esy/jpnn)