UNBK SMK, Tempuh Puluhan Kilometer Cari Sinyal Internet
Di pelabuhan feri Tanjung Serdang mereka membuka laptop dan modem. Jaringan lancar, 4G. "Di sana baru bisa. Setengah jam saja, selesai. Langsung balik kanan kami."
Data 46 siswa selesai. Tapi masalah belum usai. UNBK jelas harus pakai sinyal internet. "Pokoknya, kalau mau beli besi banyak, di sini ada, tower Telkomsel itu bagus dijual," timpal Andi, guru yang bertugas jadi operator UNBK di sana.
Di sekolah, mereka keliling penjuru. Mencari sinyal. Tidak ada yang baik. Edi kemudian mengganti kartu Telkomsel dengan kartu Axis. Ternyata, ada sinyal 3G Axis, persis di satu titik, di dalam kantor di sudut ruangan kepala sekolah.
Modem kemudian ditaruh di sana berikut server. Dari sana dibentang kabel untuk aliran data ke ruang ujian. Panjang kabel dari ruang kepala sekolah ke ruang ujian hampir seratus meter. "Anak-anak gak tahu masalah ini. Biar mereka fokus ujian saja," kata Edi.
Senin kemarin, Edi kembali memeriksa jaringan Telkomsel. Masih sama. "Padahal dulu kami pakai itu, lancar. Kalau Axis ini kami masih khawatir, sinyalnya terbatas."
Edi mengungkapkan, total siswa yang ikut ujian sebanyak 46 anak, laki-laki 28, perempuan 18. Ada dua jurusan, agribisnis perikanan dan agribisnis rumput laut.
"Syukur tadi lancar saja, cuma ada satu soal yang tidak bisa diklik jawabannya, kami sudah lapor, dan itu ada kesalahan di server pusat," terangnya. Tidak ada kendala lain sebutnya selain sinyal. Komputer lengkap, tidak ada pinjam. Listrik aman, juga ada genset persediaan. Anak-anak ujian di satu ruangan, dibagi dalam tiga giliran.
Saat Radar Banjarmasin bertanya kepada beberapa anak, semua mengaku tidak ada masalah dengan ujian berbasis komputer. Hanya soalnya susah menjawabnya, kata mereka.