Universitas Perlu Tingkatkan Upaya Cegah Paham Radikal
“UIN saat ini punya 23 ribu mahasiswa. Sulit kita kalau untuk mengontrol semuanya, kecuali yang ada di dalam kampus saja." kata Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Dr. Yusron Razak.
"Pembinaan yang kita lakukan bisa dipastikan tidak ada yang menjurus pada paham radikal. Kecuali kalau mereka dibina di luar UIN atau sebelum masuk UIN memang sudah memiliki potensi radikal.” lanjutnya.
Yusron Razak juga menjelaskan pihaknya juga melakukan pendekatan dialogis kepada mahasiswa yang memiliki pemikiran ekstrim.
“Untuk membina mahasiswa yang sudah memiliki pandangan ekstrim, itu dilakukan oleh fakultas. Dosen akan memantau mahasiswa itu dan bertanggung jawab untuk memberikan kesadaran pada mahasiswa itu melalui perluasan wawasan bukan indoktinasi.”
Menurut Yusron Razak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga melakukan upaya pencegahan dari aspek kurikulum.
“Kita menghindari konten kurikulum yang dapat mendorong mahasiswa bertindak radikal. Para dosen diwajibkan untuk selalu jelaskan ayat-ayat al Qur’an atau ajaran Islam yang terkait dengan hal-hal yang bisa disalahtafsirkan sebagai dalil berperilaku radikal dengan menjelaskan latar belakang turunnya ayat tersebut.”
“Dosen juga diminta menampilkan ayat lain yang menganjurkan umat Islam untuk bersikap lebih baik dan menampilkan ajaran Islam yang ramah, moderat dan tidak menonjolkan aspek ajaran Islam yang keras.”
Kaum muda dan stratejik jangka panjang
Hasil penelitian oleh Badan Intelejen Negara (BIN) juga mengungkapkan terjadinya peningkatan paham konservatif keagamaan di kalangan pelajar dan mahasiswa. Dimana dari penelitian itu diperoleh data 24 persen mahasiswa dan 23,3 persen pelajar SMA setuju dengan jihad demi tegaknya negara Islam.