Unmul Siapkan 2.500 Kursi
Peminat Turun, 2 Jurusan di Fakultas Kehutanan Dileburjpnn.com - SAMARINDA – Universitas Mulawarman (Unmul) tahun ini menyiapkan 2.500 kursi untuk mahasiswa baru. Jumlah tersebut tersebar di 38 jurusan (12 fakultas), namun belum termasuk 600 orang yang diterima melalui jalur penjaringan bibit unggul daerah (PBUD).
Menurut panitia Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri Unmul (Senam PTN -- dulu disebut Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru/SPMB), Zulkifli, jumlah tersebut masih sama dengan tahun sebelumnya. Meski ada beberapa fakultas yang kuotanya dikurangi, tapi itu tidak berpengaruh karena ada kuota di fakultas lain yang dinaikkan. Beberapa fakultas yang kuotanya berkurang, di antaranya, Fakultas Pertanian dan Fakultas Kehutanan (Fahutan).
Menurut Zulkifli, pengurangan kuota tersebut berhubungan dengan minat mahasiswa baru masuk 2 fakultas tersebut yang menurun. “Sebenarnya pengurangan kuota ini tidak terlalu signifikan. Hanya beberapa persen saja, dan itu didasarkan pada minat mahasiswa tahun kemarin,” ujarnya.
Di 2 fakultas tersebut, Fakultas Pertanian hanya menyediakan kuota 120 kursi yang terbagi dalam 3 jurusan, sedangkan Fahutan menyediakan 130 kursi. Khusus bagi Fahutan, kini hanya ada satu jurusan, yaitu, Ilmu Kehutanan. Hasil leburan dari dua jurusan pada tahun lalu berupa Manajemen Hutan dan Teknologi Hasil Hutan.
“Ini kebijakan dari Dikti (Direktorat Perguruan tinggi, Menanggapi dileburnya dua jurusan Fahutan pada Senam PTN 2008, Pembantu Dekan III Fahutan Unmul, Dadang Imam Ghozali, mengaku tidak mempermasalahkannya. Dadang menilai hal tersebut akan semakin bagus bagi mahasiswa Fahutan, karena tidak lagi ada pengotakan jurusan pada saat masuk. Mahasiswa akan diberi kesempatan memilih jurusan setelah mengikuti perkuliahan selama 3 semester. “Kita tidak mempermasalahkan pengurangan jurusan di Fahutan. Ini justru bagus karena mahasiswa akan disatukan pada satu bidang ilmu, tanpa harus terkotak-kotak,” ujarnya. Dadang mengakui, dengan kuota 130 kursi di Fahutan, belum tentu semuanya dapat terpenuhi. Mengingat citra kehutanan di masyarakat yang cenderung menurun. Meski begitu, pihaknya selama satu tahun terakhir telah menggelar berbagai kegiatan promosi Fahutan. “Promosi yang kita lakukan setahun ini, kemungkinan bisa mendongkrak minat calon mahasiswa masuk di Fahutan. Citra kita di masyarakat memang semakin turun karena hutan habis. Tapi itu salah karena pada dasarnya alumni kehutanan selalu dibutuhkan. Jadi tidak ada istilah sarjana kehutanan nganggur,” ungkapnya. SERENTAK