Untuk Antisipasi... Perlu Data Antemortem dan Database Jemaah Sebelum Berangkat Haji
jpnn.com - JAKARTA – Direktur Eksekutif Disaster Victim Identification Polri Kombes dr Anton Castilani, berharap peristiwa di Mina, Arab Saudi, yang menyebabkan ratusan jemaah haji Indonesia dan sejumlah jemaah dari negara lain meninggal dunia merupakan kejadian yang terakhir. Namun, kata dia, semua pihak harus bersiap-siap manakala hal yang tidak terduga seperti ini terjadi lagi ke depan.
Karena itu, Anton mengatakan, DVI mengusulkan kepada pemerintah Arab Saudi maupun Indonesia, agar di masa mendatang sudah memiliki data base para calon haji. “Sehingga ketika hal seperti ini terjadi, sudah punya data pembanding atau antemortem,” kata Anton di Mabes Polri, Kamis (15/10).
Oleh karenanya, selain membantu identifikasi korban tragedi Mina, tim DVI Polri juga membuka jejaring atau jalan kerjasama dengan pemerintah Arab Saudi, termasuk Kementerian Kesehatan setempat. Kemudian, juga dengan petugas haji Indonesia, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, serta Pusat Kesehatan Haji Kemenkes.
Ketua Delegasi Tim DVI yang membantu identifikasi korban Mina di Saudi, Kombes dr. Masudi, mengatakan, saat pertemuan dengan Ditjen Haji terkait evaluasi penyelenggaraan haji di Saudi, DVI sudah memberikan masukan.
Menurut dia, masukan itu adalah agar jamaah haji yang akan berangkat dilengkapi dengan data antemortem. Data itu bisa berupa sidik jari, gigi, bahkan sampel darah. Hal ini perlukan manakala di satu saat ada kejadian maka data ini diperlukan. “Meskipun kita semua tidak menginginkan ada kejadian seperti ini,” katanya.
Seperti diketahui 10 orang dari DVI Polri yang membantu identifikasi korban tragedi Mina, sudah kembali ke tanah air, Rabu (14/10) malam. Tim di sana membantu DVI Arab Saudi melakukan identifikasi korban. Baik itu menyuplai data antemortem, maupun melakukan rekonsiliasi data postmortem yang dimiliki Arab Saudi. Sebelum DVI datang, sudah ada sekitar 40 hingga 50 korban yang teridentifikasi.
Setelah itu, sebanyak 127 jamaah haji asal Indonesia berhasil diidentifikasi. 122 di antaranya jamaah yang berangkat dari Indonesia. Lima lainnya WNI yang tinggal di Saudi. Sedangkan sampai saat ini diketahui ada dua jamaah dari Indonesia yang belum teridentifikasi. (boy/jpnn)