Untuk Pelaku Rasial dan Perusuh di Papua, Wiranto: Tidak Ada yang Lolos dari Jerat Hukum
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menggelar pertemuan tertutup dengan tokoh asal Papua di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (30/8). Dalam pertemuan itu, Wiranto mencari tahu akar gejolak yang terjadi di Papua.
Mengacu keterangan tokoh, rusuh di Bumi Cenderawasih bermuara dari insiden rasial di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (18/8). Ketika itu, mahasiswa asal Papua dan Papua Barat dicemooh oleh oknum organisasi massa tertentu.
"Dari ucapan itu kemudian menyebar menjadi viral dan menyebabkan adanya emosi dan ketersinggungan dari saudara kita di Papua dan Papua Barat. Dari situ menimbulkan masalah seperti ini,” ucap Wiranto ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jumat.
Menurut Wiranto, pemerintah melalui aparat penegak hukum tidak tinggal diam atas kasus rasial di Surabaya. Beberapa warga sipil telah ditetapkan tersangka atas kasus dugaan rasial ke mahasiswa asal Papua dan Papua Barat. Bahkan, lanjut dia, pengusutan juga dilakukan kepolisian militer terhadap prajurit TNI yang terindikasi melakukan rasial.
"Pagi tadi saya cek di Jawa Timur, proses hukum untuk anggota militer dari Kodam Brawijaya, lima orang di-skorsing termasuk Danramil, seorang berpangkat mayor," ungkap Wiranto.
Di sisi lain, lanjut dia, aparat penegak hukum tentu tidak membiarkan pelaku anarkistis dalam rentetan demonstrasi di Papua setelah kejadian rasial.
Eks Panglima ABRI memastikan, pihak perusuh yang menunggangi demonstrasi di Papua akan diusut. Proses penyelidikan masih dilakukan kepolisian setempat.
"Di Papua, orang-orang yang jelas anarkistis juga harus ditangani secara hukum. Ini negara hukum. Kami jamin bahwa tidak ada yang lolos dari jerat hukum pada saat melawan hukum,” timpal dia.(mg10/jpnn)