Upaya Pembebasan 10 WNI Kecewakan Keluarga
jpnn.com - MANADO – Berbagai pembebasan warga negara Indonesia (WNI) yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Pulau Jolo, Filipina dan tak kunjung membawa hasil hingga dua pekan ini membuat sedih keluarga korban. Para keluarga itu meminta pemerintah Indonesia dan Filipina bertindak cepat dengan mengutamakan keselamatan WNI yang disandera.
Manado Post (Jawa Pos Group) melaporkan, keluarga Peter Barahama, Julian Philip, dan Alvian Elvis Peti, tiga di antara sepuluh kru kapal Brahma 12 yang menjadi sandera Abu Sayyaf, kini terus memohon doa keselamatan Ayah Peter, Charlos Barahama, memohon pemerintah maupun perusahaan tidak melalaikan keselamatan anaknya dan WNI lainnya.
”Saya mohon, jika pemerintah ingin mengambil tindakan lainnya, pikirkan dulu keselamatan mereka. Jangan bertindak hanya dengan pemikiran sepihak,” harap Charlos sambilsesekalimengusapairmata.
Charlos mengaku sedih ketika membaca di surat kabar soal respons pemerintah dan perusahaan yang tidak mementingkan keselamatan anaknya. ”Mohon dengan sangat karena saya membesarkan dia dengan kasih sayang. Harap pikirkan perasaan saya sebagai orang tua yang pasti sangat terpukul. Coba saja jika hal ini terjadi pada anak atau keluarga kalian,” sambungnya.
Perasaannya dan seluruh keluarga, ungkap Charlos, sangat terpukul. Untuk makan dan tidur saja mereka sulit. ”Bagaimana bisa makan jika nasib anak saya dipertaruhkan. Bagaimana bisa tidur, sedangkan anak saya mungkin disiksa di sana,” kata Charlos.
Karena itu, dia sangat memohon pemerintah dan perusahaan segera menebus mereka. Sebab, mereka telah mengabdi kepada perusahaan. ”Jangan biarkan begitu saja,” imbuhnya. (bil/idr/sha/ JPG/AFP/Reuters/c9/kim)