Usahakan Miss World Berjalan Sesuai Rencana
Sejauh ini, yang bisa dilakukan oleh pihaknya sebagai penyelenggara adalah meredam masalah. Dan, menjaga agar masalah ini tidak terlalu jauh diketahui oleh para kontestan. "Sekali lagi, ini acara internasional. Kalau sampai gagal atau tidak sesuai rencana, dunia akan melihat. Dampaknya juga tidak baik untuk Indonesia," tegasnya lagi.
Dia berharap dengan berdiskusi dengan pemerintah nanti, akan ditemukan solusi yang baik. "Kesalahpahaman yang terjadi, semoga bisa diluruskan," lanjutnya.
Sejatinya, lanjut HT, kontes kecantikan ini sama seperti kontes yang sering dilakukan di dalam negeri seperti Abang Bone, Puteri Indonesia, Miss Indonesia, dan sebagainya. "Dan dari awal, komitmen kami adalah menyelenggarakan acara ini tanpa melanggar hukum, norma social dan agama. Dari kacamata MNC, acara ini tidak mendatangkan keuntungan. Niat kami adalah untuk mengangkat nama Indonesia dimata internasional," tegas dia.
Chairwoman Miss World Organization Julia Morley mengatakan bukan keputusan sulit ketika harus menghilangkan salah satu fast track yaitu bikini. Setelah bertahun-tahun, baru kali ini pihaknya melakukan perubahan format.
Sebetulnya, kata Morley, sudah tujuh tahun terakhir penilaian bikini di ajang Miss World tidak dijadikan parade di panggung. Penilaiannya pun tidak diwajibkan.
"Kami menyerahkan kepada peserta. Kalau tidak mau juga tidak apa-apa. Miss World tahun lalu Yu Wenxia pun tidak mengikuti penilaian bikini. Karena itu bukanlah yang utama," jelasnya.
Ketika Indonesia meminta agar penilaian tersebut dihilangkan, dia menyetujui tanpa berpikir lama.
"Bukan masalah sama sekali. Para kontestan pun sangat menghormati. Karena kami menghormati Negara ini. Misi utama kontes ini adalah bagaimana membuat perempuan di seluruh dunia bisa memaksimalkan kecantikan mereka untuk hal baik," jelasnya panjang lebar. (jan)