Utang Bersih Adaro Berkurang 36 Persen
jpnn.com - JAKARTA – Pendapatan usaha PT Adaro Energy (ADRO) minus 16 persen. Emiten berkode ADRO itu membukukan pendapatan usaha sebesar USD 1,17 miliar.
Pada periode yang sama tahun lalu, Adaro meraup USD 1,4 miliar. Laba operasional sebelum pajak (EBITDA) terakumulasi USD 397 juta. Efeknya, laba bersih meningkat empat persen dibanding edisi sama 2015 senilai USD 381 juta.
Efisiensi disebut sukses memangkas beban pokok pendapatan sebesar 21 persen menjadi USD 873 juta. Penghematan berdampak pada belanja modal menurun 32 persen ke level USD 27 juta dari sebelumnya di kisaran USD 42 juta.
Tampaknya, Adaro justru mengalokasikan dana cukup besar untuk membayar utang. Itu tecermin dari nominal utang bersih perusahaan berkurang 36 persen, dari USD 1,04 miliar menjadi USD 702 juta.
Perseroan menganggap likuiditas tetap terjaga di kisaran USD 893 juta, sehingga menyediakan ruang fleksibilitas dan menjadi penopang bisnis tengah berfluktuatif.
Manajemen mengklaim, performa kurang meyakinkan itu menyusul pasar batubara bersifat siklikal memburuk tetapi secara fundamental tetap kokoh untuk jangka panjang.
Bisnis batubara akan tetap prospektif seiring peningkatan kebutuhan energi. ”Dinamika pasar batubara termal akhir-akhir ini cukup menggembirakan ditopang rasionalisasi dan permintaan berkelanjutan,” tutur Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir.
Perusahaan berkeyakinan tiga motor pertumbuhan bisnis perusahaan meliputi pertambangan batubara, jasa pertambangan dan logistik, serta ketenagalistrikan, akan menciptakan pertumbuhan bisnis berkelanjutan.